Walaupun sudah punya bini, hampir tiap sore kami selalu nongkrong di warung kopi. Sesore aja tak hadir di warung kopi pasti langsung menjadi banyak pertanyaan.Â
Apalagi kalau sampai tiga sore gak kumpul di warung kopi, pasti langsung dijuluki suami takut istri. Dia pun akan selalu menjadi tertawaan.Â
"Kamu juga selalu ke sini? " tanyaku pada laki laki yang berkumis tipis dan berbadan atletis.Â
Sore itu warung kopi kosong. Memang habis hujan besar. Mungkin mereka agak malas ke warung kopi. Laki-laki itu dan saya yang ngopi sore itu.Â
"Iya."
"Kamu jarang aku lihat? "Â
"Sebetulnya tidak selalu. Kalau ada waktu senggang saja. Kebetulan tidak setiap sore aku memiliki waktu senggang. "
Aku sendiri belum begitu lama tinggal di kampung pinggir kota itu. Untuk menghemat biaya hidup, aku ngontrak di kampung yang berada tepat di pinggir kota tempatku bekerja.Â
"Rupa rupanya kamu suami yang setia. Paling tidak jika dibandingkan dengan laki-laki lain yang lebih suka nongkrong di sini setiap sore. "
Laki-laki itu hanya tersenyum.Â