"Anaknya juga ke mana? "
Hanya pertanyaan yang muncul ketika sebuah pertanyaan disampaikan tentang ibu dan anaknya itu.Â
Hari ketiga, anak kecil itu sudah sampai di kota. Dia bingung mau mencari ibunya ke mana. Karena ada beberapa ibu berjalan menuju pasar, anak itu ikut berjalan menuju pasar.Â
"Mau ke mana? " tanya seorang pedagang dawet yang melihat anak kecil itu lagi bengong.Â
Satu gelas dawet diberikan pada anak itu. Mulanya menolak tapi karena perutnya lapar, pada tawaran kedua anak kecil itu menerima nya. Diminum dawet satu gelas itu dalam sekali tegukan.Â
Tukang dawet tersenyum melihatnya. Tukang dawet yang sudah lama pengen punya anak tapi sampai sekarang belum punya anak membayangkan anak kecil itu sebagai anaknya.Â
Setiap hari, Tukang dawet itu pasti akan memberikan dawet untuk di minumnya sebanyak dia mau.Â
Karena tidak ketemu ibunya di pasar, anak itu kemudian berjalan lagi. Tanpa tujuan. Â Mengikuti arah kaki belaka.Â
"Seandainya ibu tidak pergi, " kata anak itu yang kemudian malah lupa jalan pulang.Â
Sudah sebulan rumah di kampung itu kosong. Dan anak kecil itu belum juga menemukan ibunya.Â
Kalau ada pembaca melihat perempuan yang memiliki tahi lalat di pipi kiri dan memiliki rambut lurus sebahu, kasih tahu anak itu ya. Hanya saja tuh anak gak punya HP jadi tak bisa nyantumin nomor HP yang bisa dihubungi. Maaf.Â