Mohon tunggu...
Mochamad Syafei
Mochamad Syafei Mohon Tunggu... Guru - Menerobos Masa Depan

Kepala SMP Negeri 52 Jakarta. Pengagum Gus Dur, Syafii Maarif, dan Mustofa Bisri. Penerima Adi Karya IKAPI tahun 2000 untuk buku novel anaknya yang berjudul "Bukan Sekadar Basa Basi".

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Naik, Wajar Kok

31 Desember 2021   04:53 Diperbarui: 31 Desember 2021   05:22 205
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kalau harga telur dan cabai naik, itu hal yang wajar. Kalau harga beras naik, tak usah panik. Kalau permintaan membesar sedang pasokan biasa saja, kan emang harga menjadi naik. 

Kok protes? 

Protes juga wajar. Kenapa? Karena kenaikan harga yang terjadi tidak wajar, bahkan terkesan kurang ajar. 

Bagaimana tidak bikin gregetan kalau harga gabah di tingkat petani tidak ada kenaikan, tapi harga beras di kota tahu tahu melejit gak karuan. Berarti ada mafia beras yang sedang bekerja. 

Demikian juga dengan harga telur. Kenaikan harga telur yang dinikmati peternak ayam, wajar saja. Akan tetapi jika harga di tingkat peternak tidak naik sedang di pasar naik memiliki arti sama. Mafia sedang bekerja. 

Kadang, kenaikan harga harga itu cuma trik para Mafia dalam meningkatkan bargaining position agar kran impor dibuka. Bukan lagi rahasia. 

Bagaimana dengan kenaikan gas elpiji? 

Silakan dinaikkan. Asal wajar. Ketika biaya produksi naik, penjualan juga harus dinaikkan. Tentu dengan hitung hitungan yang benar. 

Persoalan muncul ketika masyarakat tahu bahwa hitung hitungan oleh pertamina gak masuk akal. Atau kabar buruk dari pertamina tidak dijelaskan. Maka, masyarakat merasa keberatan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun