Mohon tunggu...
Mochamad Syafei
Mochamad Syafei Mohon Tunggu... Guru - Menerobos Masa Depan

Kepala SMP Negeri 52 Jakarta. Pengagum Gus Dur, Syafii Maarif, dan Mustofa Bisri. Penerima Adi Karya IKAPI tahun 2000 untuk buku novel anaknya yang berjudul "Bukan Sekadar Basa Basi".

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Jadilah Pengusaha

24 November 2021   10:58 Diperbarui: 24 November 2021   11:12 370
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kenapa jadi buruh kalau bisa jadi pengusaha? 

Menjadi pengusaha itu bukan bakat tapi kemauan. Jadi, tidak nyari nyari alasan untuk sebuah kemalasan. 

Jika kemauan sudah ada, hal-hal teknis mah bisa dipelajari sambil jalan. Dan menumbuhkan kemauan ini yang sulit. 

Sudah lama kita disalahpahami bahwa menjadi pedagang itu jelek karena selalu berpikir tentang uang. Sehingga, akan lebih baik jika anak menjadi birokrat atau priyayi. 

Oleh karena itu, kita harus kembalikan sikap warga negeri ini untuk mau berusaha mau menjadi pedagang. Mencari keuntungan itu bukan cela. 

Kemauan menjadi pengusaha berarti harus berpikir kreatif. Pengusaha sukses tentu seorang yang memiliki kemampuan mencari peluang atau menciptakan peluang itu sendiri. 

Kini, buruh hidup dalam jepitan UMP. Pemerintah yang selalu terkesan membela kepentingan pengusaha daripada kehidupan para buruh. 

Gaji sebulan tidak cukup untuk hidup sebulan. Terus bagaimana mereka dapat hidup jika dalam sebulan tidak dapat dihidupi dengan gaji bulanan nya? 

Oleh karena itu, kenapa mereka tidak mengubah jalan hidup dari menjadi karyawan atau buruh menuju pengusaha? 

Sekolah sendiri harus mampu menanamkan sikap mental tersebut. Sehingga kita akan kebanjiran enterpreneur yang melimpah. 

Jika pengusaha banyak, problem perburuhan akan dapat terselesaikan. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun