Mohon tunggu...
Mochamad Syafei
Mochamad Syafei Mohon Tunggu... Guru - Menerobos Masa Depan

Kepala SMP Negeri 52 Jakarta. Pengagum Gus Dur, Syafii Maarif, dan Mustofa Bisri. Penerima Adi Karya IKAPI tahun 2000 untuk buku novel anaknya yang berjudul "Bukan Sekadar Basa Basi".

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Self-Diagnosis

6 November 2021   06:59 Diperbarui: 6 November 2021   07:04 125
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sudah cukup lama, mencari sesuatu yang terjadi pada diri saya sendiri. Ternyata itu dinamakan self diagnosis. 

Dan hari ini saya menemukan sebuah tulisan yang mencerahkan dari Bu Kristi Poerwandari di Kompas cetak, Sabtu, 6 November 2021 tentang self diagnosis. 

Kadang kita punya masalah yang dirasa berat. Kadang kita merasa ada yang aneh pada diri kita. Tapi kita ingin tahu sendiri. 

Akhirnya, kita pun mencari berbagai sumber yang sekarang melimpah di dunia maya. Kata seorang teman, tak ada satupun persoalan yang tak memiliki jawaban di dunia maya. 

Ternyata self diagnosis berbahaya juga, menurut Bu Kristi. Kita bisa terjerumus pada sikap menegatifkan diri sendiri. Bahkan prilaku negatif yang sudah ada menjadi dibenar benarkan setelah kita melakukan self diagnosis. 

Kecenderungan untuk menegatifkan diri dalam self diagnosis dan dilanjutkan dengan pembenar benaran sikap tersebut, tentu berdampak pada kehidupan yang tidak baik. Bagi diri sendiri atau bagi orang sekitar. 

Oleh karena itu, pertolongan seorang yang ahli sangat diperlukan. Pertolongan orang luar sangat dibutuhkan. Agar penilaian tidak bias. 

Lawan self diagnosis juga ternyata ada. Dinamakannya toxsic positivity. Sikap optimisme berlebihan. Sehingga segalanya dianggap positif dengan menafikan bahwa dalam kehidupan memang ada kesulitan. 

Ayo, kita hidup dalam sebuah sikap berimbang. Sikap menerima kesulitan. Tapi juga tetap memilihara optimisme karena kesulitan itu hanya sementara. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun