Sudah seminggu kami berpisah. Aku menyewa sebuah apartemen di Pramuka. Sementara Tio tetap tinggal di Mangga Besar.Â
Tak bisa dipungkiri, kadang aku butuh laki-laki itu juga. Dia tak melulu merepotkan dengan banyak minta pertimbangan. Dia juga selalu membantuku, paling tidak untuk angkat jemuran saat aku sibuk bikin laporan.Â
Sendiri di sebuah apartemen, seakan hidup di dunia sendirian. Tanpa tetangga tanpa saudara. Kalau ada Tio, paling tidak dengkuran nya bisa menandai ada makhluk lain di rumah yang ditinggalinya.Â
"Mungkinkah aku sanggup untuk terus sendiri? "
"Boleh aku mampir ke apartemen mu? "
"Apa? "
"Ya, sekadar nemenin kamu menghabiskan kopi lah. "
Aku tak mungkin menolaknya lagi. Biarkan saja laki-laki itu kembali mewarnai hidupku.Â
Aku mengangguk.Â
Dan sehabis makan malam, Tio mengantarku pulang. Dan juga nginep. Dan juga ngopi.Â
Ada yang kembali dalam hidupku.Â