Anas Urbaningrum memang sudah matang secara politik ketika memasuki gerbang Demokrat. Kepribadiannya yang diam sering dianggap sebagai SBY kecil karena badannya memang kalah jauh dibandingkan dengan badan SBY yang tinggi besar.Â
Pada tahun 2010 Partai Demokrat mengadakan kongres di Bandung. Kongres yang diadakan setelah Partai Demokrat memenangi Pemilu 2009 dengan kemenangan yang fantastis. PDIP dan Golkar yang biasanya berada di puncak klasemen digeser oleh Demokrat dari puncak singgasana sebagai pemuncak perolehan suara.Â
Kemenangan Demokrat yang kemudian mengantar SBY duduk di Medan Merdeka Utara untuk lima tahun berikutnya. Â Menggenapi periode pemerintahan yang kedua.Â
SBY tentu dalam posisi paling kuat di Demokrat. Tak ada yang bisa mengalahkan pengaruhnya, apalagi di Demokrat. Sehingga apa pun kemauan SBY saat itu pasti akan diiyakan oleh seluruh kader Demokrat.Â
Dalam Kongres Partai Demokrat di Bandung tahun 2010 tersebut sangat jelas terbaca jika SBY menghendaki Andi Mallarangeng yang memegang tampuk tertinggi di Partai yang diinisiasinya tersebut. Sedangkan untuk sekjen partai dipersiapkan anaknya sendiri Ibas.Â
SBY seperti nya sangat yakin bila orang kepercayaan nya tersebut akan menang mudah karena waktu itu posisi SBY di Demokrat tak ada yang bisa menandingi. Andi Mallarangeng pun seakan mengiyakan semua itu.Â
Pemilihan ketua umum partai diikuti oleh 3 kandidat. Selain Andi Mallarangeng yang dijagokan SBY, ada Anas Urbaningrum dan Marzuki Ali.Â
Ketika pemilihan ketua umum dilakukan. Hasilnya membuat kejutan. Benar benar kejutan. Lahir ketua umum baru di Demokrat yang tidak direstui SBY. Bahkan ada isu jika sebelum pemilihan Anas sudah diwanti-wanti untuk tidak mencalonkan tapi Anas tetap bandel dan maju mencalonkan diri.Â
Bukan hanya Anas Urbaningrum yang mampu menenangi pemilihan. Akan tetapi orang yang memperoleh suara terbanyak juga mengejutkan. Lagi lagi pemenang keduanya justru Marzuki Ali bukan Andi Mallarangeng. Andi Mallarangeng cuma bisa berada di posisi buncit.Â
Dari kongres 2010 inilah tergambar ulang wajah Demokrat. Demokrat ternyata tidak dibawah kendali mutlak SBY. SBY dipecundangi di kongres Bandung tersebut.Â
Memang, siapa pun yang terpilih akan menjadikan Ibas, anak SBY sebagai sekjen. Tentu sebagai hiburan atas kekalahan SBY dalam kongres.Â
Anas Urbaningrum yang sudah matang secara politik karena aktivitas nya dalam jaringan alumni HMI mampu menggulingkan mentornya. Siapa lagi mentor politik Anas kalau bukan SBY?Â
Ketika Anas tersandung skandal Hambalang, Orang-orang masih menganggap sebagai pertarungan Bandung yang belum selesai. Anas masih belum mendapatkan restu SBY meski sudah jelas jelas mampu menggaet suara Demokrat di kongres.Â
SBY mencoba membabat akar akar Anas di Demokrat ketika SBY mengambil jabatan ketua umum Demokrat melalui kongres Luar Biasa. Â Anas dan kelompoknya menjadi orang orang terbuang. Banyak yang keluar dari Demokrat, tapi masih banyak juga yang tetap setia di dalam Demokrat.Â
Pada kongres 2020 yang menetapkan AHY sebagai ketua umum, SBY seperti nya merasa sudah mampu mengendalikan kembali Demokrat. Sehingga banyak hal yang berpusat dan ditarik menjadi kewenangan sendiri.Â
SBY lagi lagi gagal memahami kelompok Anas Urbaningrum. Bagaimana pun juga Anas Urbaningrum belum habis di Demokrat. Ketika SBY terlalu percaya diri, kelompok ini seperti nya bangkit melakukan perlawanan juga.Â
Kehadiran Nazaruddin di Kongres Luar Biasa Medan dapat menjadi salah satu petunjuk bahwa SBY salah dalam memperhitungkan kekuatan Anas Urbaningrum.Â
Demikian dan Selamat hari Senin bagi yang merayakannya.Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI