"Siapa? "
Itulah persoalan nya. Gue Terima telepon dari perempuan dan perempuan itu bernama Rina.Â
Mau gak mau otak gue langsung mundur ke zaman puluhan tahun lalu. Ketika masih ada perempuan bernama Rina dalam setiap detik-detik hidup gue.Â
Sampai sekarang gue emang belum kawin, nikah. Hati ini masih terasa hampa. Kadang cuma minta ditemani perempuan hanya untuk melampiaskan nafsu belaka. Dan gue cukup merasakan kenyamanan dengan hidup seperti itu.Â
Tak ada luka.Â
"Boleh minta bantuan, Don? "
Perempuan di depanku masih mengguratkan sisa sisa kecantikannya. Tapi, kesulitan hidupnya telah menelan setengah dari kecantikan alami yang dimilikinya.Â
Kira kira, kalau lu jadi gue, lu apain tuh perempuan?Â
Wajar kalau lu bilang gitu. Mungkin kalau gue normal gue juga akan usir tuh perempuan. Tapi, gue juga mesti realistik. Bukan dia yang melakukan itu. Bokap ny yang keterlaluan.Â
"Ada perlu apa? "
"Gue sekarang tinggal di kota ini juga. Suami gue sudah meninggal. Sekarang gue hidup cuma dengan anak gue semata wayang. "