Dan gue terpaksa mengingat peristiwa malam itu. Ketika gerimis tak kunjung usai. Ketika bokap dan nyokap Rina sedang pergi menginap di rumah saudara nya.Â
Gue khilaf. Rina memasrahkan hidupnya sama gue. Padahal, Rina tahu kalau pernikahan dia sudah matang direncanakan.Â
Apakah?Â
"Iya. Itu anakmu juga. Anak kita. "
Coba mesti gimana lagi kalau udah begini? Â Kepala ku nyaris pecah. Isinya bertumpuk antara bahagia dan gak jelas yang lain lainnya.Â
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!