Mohon tunggu...
Mochamad Syafei
Mochamad Syafei Mohon Tunggu... Guru - Menerobos Masa Depan

Kepala SMP Negeri 52 Jakarta. Pengagum Gus Dur, Syafii Maarif, dan Mustofa Bisri. Penerima Adi Karya IKAPI tahun 2000 untuk buku novel anaknya yang berjudul "Bukan Sekadar Basa Basi".

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Luka dan Cerita tentang Rina

8 Februari 2021   16:55 Diperbarui: 8 Februari 2021   17:48 181
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Gue paham betul jika Rina harus mengikuti kemauan bokapnya. Dan dia meninggalkanku dalam luka yang begitu dalam. Begitu kelam. 

Jika tak keburu ketahuan dan ditolong oleh ibu, aku sudah menghuni alam sana. Bersama kepedihan yang tak tertahankan lagi. 

"Perempuan itu banyak. Jangan jadi laki-laki cengeng, " bentak bapakku yang tak bisa menerima anak laki-laki satu satunya mati bunuh diri gara-gara putus cinta. 

Membutuhkan waktu lama untuk bangkit dari keterpurukan.  Bertahun-tahun gue membuang sedikit demi sedikit kenangan manis bersama Rina. 

"Pengiriman ke Inggris sudah siap, Pak, " kata seorang karyawan ku. 

Kalimat itu saja menunjukkan sekarang gue ada di mana kan? 

Sekarang gue ada di Semarang.  Kota tempat kuliah dan kemudian berdagang.  Bukan dagang biasa, gue ini eksportir mebel. Mirip Pak Jokowi sebelum jadi presiden. Tapi, jangan berharap gur mau jadi presiden ogah. Ribet doang. 

"Ada telepon, Pak, " kata sekretaris ku. 

"Dari siapa? "

"Katanya teman Bapak. "

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun