Waktu memang berjalan begitu cepat. Sudah sepuluh tahun rupanya kita berpisah. Dan sampai saat ini, sering aku merindukan mu. Candamu yang garing. Tapi kamu selalu percaya diri sehingga terpaksa aku terbahak juga.Â
"Bagaimana kita nanti besar ya? "
Pertanyaan itu masih aku simpan rapi dalam lemari kenangan ku. Tak boleh ada yang boleh mengusiknya. Karena waktu itu kau mengucapkan nya sambil memegang erat tanganku. Ingin rasanya aku terus digenggam erat seperti itu. Sampai sekarang, kehangatan tanganmu masih sering berasa menjuluri tanganku.Â
Arisya.Â
Waktu SMA aku harus ke Jawa. Aku harus ikut nenek karena persoalan keluarga ku. Keadaan tak memungkinkan aku terus menikmati indahnya kotamu. Ya, aku harus meninggalkan kenangan kenangan itu.Â
Arisya.Â
Kau bukan sekadar sahabat. Kau adalah segalanya bagiku. Kamu tahu, gak? Aku sempat tak bisa tidur sampai beberapa malam. Gara-gara selalu ingat kamu.Â
Arisya.Â
Aku lihat di televisi, kotamu terkurung banjir. Kotamu seakan menjadi lautan air. Coba kalau aku masih di sana. Aku akan membantumu sebisaku.Â
Sahabatku. Aku tak bisa berbuat apa apa di sini. Aku cuma bisa mengirim doa doa panjang untukmu.Â
Kemarin aku iseng buka kotak lama. Aku masih simpan satu fotomu. Waktu itu, aku yang memoto. Saat kamu hendak memetik bunga bunga itu. Saat kamu begitu riang seperti burung kecil yang sering hinggap di pohon dekat sekolah kita.Â
Aku pandangi terus fotomu. Sampai akhirnya tertidur dan bermimpi berjumpa kamu. Kamu yang rumahnya terkurung banjir. Aku hampir memggapai tanganmu. Tapi air bah datang lagi. Begitu besar. Membawamu entah kemana.Â
Arisya.Â
Semoga kamu sehat selalu. Semoga kita bisa bertemu lagi kelak.Â
Arisya.Â
Kuatkan hatimu menghadapi semua cobaan ini. Katanya, tak ada yang bisa mengalahkan kesabaran. Sebesar apa pun cobaan yang menerpamu, ia akan kalah oleh kesabaran.Â
Sebetulnya, aku sangat malu untuk mengemukakan nya di sini. Tapi...Â
Ah, nanti saja. Jika takdir mempertemukan kita lagi, aku tak mungkin melepaskan kesempatan itu. Akan aku rengkuh sekuat tenaga. Aku selalu ingin bersamamu.Â
Maaf, fotomu aku taruh di tulisan ini. Jangan marah ya.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H