Kemarin aku iseng buka kotak lama. Aku masih simpan satu fotomu. Waktu itu, aku yang memoto. Saat kamu hendak memetik bunga bunga itu. Saat kamu begitu riang seperti burung kecil yang sering hinggap di pohon dekat sekolah kita.Â
Aku pandangi terus fotomu. Sampai akhirnya tertidur dan bermimpi berjumpa kamu. Kamu yang rumahnya terkurung banjir. Aku hampir memggapai tanganmu. Tapi air bah datang lagi. Begitu besar. Membawamu entah kemana.Â
Arisya.Â
Semoga kamu sehat selalu. Semoga kita bisa bertemu lagi kelak.Â
Arisya.Â
Kuatkan hatimu menghadapi semua cobaan ini. Katanya, tak ada yang bisa mengalahkan kesabaran. Sebesar apa pun cobaan yang menerpamu, ia akan kalah oleh kesabaran.Â
Sebetulnya, aku sangat malu untuk mengemukakan nya di sini. Tapi...Â
Ah, nanti saja. Jika takdir mempertemukan kita lagi, aku tak mungkin melepaskan kesempatan itu. Akan aku rengkuh sekuat tenaga. Aku selalu ingin bersamamu.Â
Maaf, fotomu aku taruh di tulisan ini. Jangan marah ya.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H