Mohon tunggu...
Mochamad Syafei
Mochamad Syafei Mohon Tunggu... Guru - Menerobos Masa Depan

Kepala SMP Negeri 52 Jakarta. Pengagum Gus Dur, Syafii Maarif, dan Mustofa Bisri. Penerima Adi Karya IKAPI tahun 2000 untuk buku novel anaknya yang berjudul "Bukan Sekadar Basa Basi".

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Misteri Terbunuhnya Perempuan Penjaga Kedai Kopi Pengkolan

27 Januari 2021   06:48 Diperbarui: 27 Januari 2021   07:04 331
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Selamat pagi teman teman, 

Tulisan ini sengaja aku bikin pagi pagi karena kejadiannya terjadi pagi ini juga. Kalau liputan ini aku tulis agak siang nanti beritanya jadi basi . Gak enak kan dapat yang sudah basi. 

Kejadiannya tadi pagi sebelum bergabung subuh. Ada seseorang, sebutlah namanya Kamdi. Usia sekitar 32 tahunan. Tinggal di rt 002. Dekat kedai kopi Pengkolan. 

Rangkaian kejadian nya begini. 

Kamdi yang katanya alumnus pesantren itu sedang berjalan menuju musola tak jauh dari rumahnya. Kamdi harus lewat di depan kedai kopi pengkolan sebelum sampai ke musola tempat dia selalu menjalankan ibadahnya tersebut. 

Ketika Kamdi lewat di kedai kopi yang biasanya masih menyisakan beberapa orang yang sedang ngopi, pagi itu terlihat sepi. Karena penasaran, kamdi melongok je dalam kedai. 

Pas ngelongok itulah, Kamdi dikagetkan dengan tubuh perempuan yang biasa menunggu kedai kopi itu sudah tertelungkup dengan bersimbah darah. Tak banyak yang mengenal nana perempuan penjaga kedai kopi pengkolan. Sebut saja bunga (25 tahun). 

Kamdi langsung berteriak sehingga kemudian banyak orang berdatangan. Salah satu dari orang yang berdatangan itu adalah pak erte. Pak erte itulah yang kemudian berinisiatif untuk menelepon polisi. Mungkin sebentar lagi polisi polisi itu akan datang. 

"Selama ini sih tak terlihat masalah dengan suaminya," kata seorang sumber yang tak mau disebutkan namanya. 

"Ada suaminya di kedai ini?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun