Beberapa kali kami bertengkar. Untung kami segera bisa menemukan jalan keluar untuk kembali melangkah bersama sama.Â
"Mungkin kita harus berpikir tentang pernikahan, " kata Rina ketika kami dalam perjalanan pulang.Â
Karena ini hal serius, aku belokkan motor ke resto yang kami lewati. Tak mungkin membicarakan hsl serius kok di jalanan yang bising.Â
Rina belum tahu kalau akhir akhir ini hatiku semakin gelisah saja. Teman bapakku beberapa kali menelepon bapak dan selalu membicarakan anaknya untuk dijodohkan denganku.Â
"Akhlak nya karimah, " kata bapak.Â
"Hanya karena dia berjilbab? Dan kebetulan Rina belum berjilbab? "
"Tidak hanya itu. "
Aku pernah dengar kalau Rina memang pernah pacaran waktu SMA. Kata bapakku Rina kalau pacaran sampai malam. Sampai beberapa tetangga menegurnya.Â
Tapi itu dulu.Â
"Kapan aku harus melamarmu? "
"Secepatnya."