Mohon tunggu...
Mochamad Syafei
Mochamad Syafei Mohon Tunggu... Guru - Menerobos Masa Depan

Kepala SMP Negeri 52 Jakarta. Pengagum Gus Dur, Syafii Maarif, dan Mustofa Bisri. Penerima Adi Karya IKAPI tahun 2000 untuk buku novel anaknya yang berjudul "Bukan Sekadar Basa Basi".

Selanjutnya

Tutup

Humor Pilihan

Makaroni Pake Bon Cabe

24 Desember 2020   12:33 Diperbarui: 24 Desember 2020   12:34 579
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tahu tahu, dia pulang bawa makaroni. Dia itu maksudnya biniku. Entah kenapa makanan itu yang dibawanya. Padahal, aku gak begitu suka dengan makanan modern begitu. Aku lebih lahap makan tiwul.

"Abisin! " 

Waduh, bagaimana bisa ngabisin? Liat bentuknya saja, napsu makan langsung lenyap begitu saja. 

"Berdua? "

Aku coba rayu. Siapa tahu, dia mau. Lumayan juga ada yang membantu. 

Sayang, dia menggeleng. Sambil matanya melotot. Tak berkutik deh. 

"Gak siram tanaman? "

Gak enak juga, makan kok dilihatin. Tapi, malah matanya tambah melorot. Udah, pasrah aja. 

Sengaja, makanya sebutir sebutir biar lama. Biar bosan juga nungguinnya. Masa ditungguin juga kalau makannya berjam jam? 

Tapi, dasat sial. Emang dia tertidur. Tapi tetap di bangku sebelah tempat aku makan.  Kadang melek cuma buat ngecek kondisi makaroni. 

"Boleh ditambah bon cabe? "

Dia mengangguk. Dia mencarikan bon cabe yang biasanya ada di meja.  Lama, dia mencari nya. Tapi, tetap saja gak ketemu tuh bon cabe. Bagaimana bisa ketemu, orang udah aku umpetin. 

"Gak ada. "

"Padahal enak banget tuh pake bon cabe. "

Kemudian terdengar dia keluar. 

"Kemana? "

"Beli bon cabe. "

Alhamdulillah. Pelan pelan, aku tumpahkan tuh makaroni ke tempat cucian piring.. Saat tiba-tiba dia masuk kembali. Sehingga gak sempat grujuk air ke makaroni yang sudah terlanjur tumpah. 

"Gak jadi? "

"Masih ada bon cabe di tasku. "

Dia mengambil bon cabe itu.  Dia kaget ketika melihat makaroni tinggal separo. "Kemana separohnya? "

Aku tunjukkan mulut yang penuh makaroni. Tapi, tak percaya. Saat dia liat di tempat cuci piring ada tumpahan makaroni, ia ambil dengan hati hati. Dicuci dan diolah lagi. 

"Makan. Tak boleh buang buang makanan. Pamali. "

Terpaksa harus aku makan juga. Untung sudah ada bon cabe, sehingga ada sedikit daya dorong. 

"Enak? "

"Enek."

"Untung cuma makaroni. Kamu harusnya tahu juga. Aku juga sudah enek lihat kelakuan kamu suka godain janda yang di ujung gang itu. "

Pyar. Kepalaku nyaris pecah. Ternyata biniku tahu juga kelakuanku selama ini. 

Mungkinkah setiap perempuan punya indra keenam? 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humor Selengkapnya
Lihat Humor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun