Mohon tunggu...
Mochamad Syafei
Mochamad Syafei Mohon Tunggu... Guru - Menerobos Masa Depan

Kepala SMP Negeri 52 Jakarta. Pengagum Gus Dur, Syafii Maarif, dan Mustofa Bisri. Penerima Adi Karya IKAPI tahun 2000 untuk buku novel anaknya yang berjudul "Bukan Sekadar Basa Basi".

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Pak Tua, di Luar Banyak Angin

22 Desember 2020   10:40 Diperbarui: 22 Desember 2020   10:50 161
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Aku yang kemudian menemani pak tua. Setiap pagi, diajaknya aku jalan keliling komplek kecil itu. Dan di jalan banyak sekali yang menyapa nya. 

Wajah pak tua itu memang seperti sedang memendam rindu yang begitu sangat. Mungkin ia rindu sama istrinya yang sudah lama pergi itu. Entah. 

Pak tua memandangiku yang tiduran di bangku dekat pintu. Ada tetes air mata kulihat jatuh. Baru kali ini aku melihat pak tua menangis. 

Aku meloncat mendekatinya. Aku menggesekkan tubuhku di kaki pak tua.  Ya, wajah itu seperti hendak runtuh. Rindunya begitu tebal menggantung. Aku merasakan betul dari belaian pak tua di bulu bukuku. 

Pak tua bangun. Mengintip keluar jendela. Tapi, di luar tampak begitu riuh angin. Tubuh tentanya tak akan tahan terhadap angin Desember yang cukup kencang. 

Pak tua, di luar banyak angin. Ingin ku katakan seperti itu. Agar pak tua kembali duduk tenang. Tapi, aku cuma seekor anjing. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun