Mohon tunggu...
Mochamad Syafei
Mochamad Syafei Mohon Tunggu... Guru - Menerobos Masa Depan

Kepala SMP Negeri 52 Jakarta. Pengagum Gus Dur, Syafii Maarif, dan Mustofa Bisri. Penerima Adi Karya IKAPI tahun 2000 untuk buku novel anaknya yang berjudul "Bukan Sekadar Basa Basi".

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Kyai Kamdi dan Iblis

12 November 2020   21:13 Diperbarui: 12 November 2020   21:28 362
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di kampung itu, Kamdi tak lagi dipanggil ustad. Derajat Kamdi sudah naik satu tingkat. Kamdi sudah menjadi Kyai. 

Berkat ibadah Kamdi yang tekun. Solat sunah tak pernah ditinggalkan. Kamdi sudah merasa solat sunah seperti solat wajib. Tak boleh tertinggal. Kalau solat duha hitungan nya diambil yang paling banyak. Delapan rokaat. Solat sunah rowatib juga diambil semua, baik yang muakad maupun ghoiru muakad. 

"Bagaimana cara menggoda orang sesoleh Kamdi? " kata seekor setan kepada dirinya sendiri sambil membolak balik surat perintah yang sudah sampai di tangan nya. 

Tak bisa digoda dengan kesenangan dunia apa pun. Hati Kamdi hanya tertuju untuk ibadah. 

"Nyerah, Bos, " kata seekor setan kepada Sang Ketua, seekor iblis. 

"Ya, sudah. Biar aku saja. Ilmumu masih kalah jauh, " kata Iblis. 

Iblis tahu, jika Kamdi tak mungkin digoda dengan segala kesenangan dunia. Sama sekali tak akan mempan. 

Setelah berpikir keras selama 24 jam full sampai lupa makan segala, akhirnya iblis menemukan cara jitu menggoda Kyai Kamdi. 

Iblis datang ke pesantren Kyai Kamdi. Kebetulan Kyai Kamdi sudah mulai bikin pesantren. Iblis pura-pura jadi santri. 

Iblis mengalahkan ibadah Kyai Kamdi. Kalau Kyai Kamdi puasa seminggu dua kali, maka iblis puasa Nabi Daud. Ketika Kyai Kamdi solat 4 rakaat, iblis solat 8 rakaat. Ketika Kyai Kamdi zikit 1 jam, iblis zikir 2 jam. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun