Kamdi ambil bungkus rokok. Alhamdulillah masih ada satu batang. Memang Tuhan maha adil. Di saat sangat butuh konsentrasi, masih ada udud sebagai teman sejati.Â
Rokok sebatang tersebut memang sudah lima hari menghuni bungkusnya. Kamdi hanya isep isep saja tanpa menyalakan nya karena khawatir tak sanggup beli lagi justru di saat saat sangat memerlukan teman sejati tersebut.Â
Dengan khidmat sekali Kamdi menyalakan rokoknya. Lalu menyenderkan tubuhnya di pohon mangga yang tumbuh subur di halaman rumahnya. Upacara yang selalu dilakukan Kamdi untuk memanggil inspirasi.Â
Sekali sekali diteguknya kopi pahit bikinan istrinya. Sambil memejamkan mata, dilempar lemparkan otaknya ke sana ke mari menyambut jika ada inspirasi yang sempat lewat di dekatnya.Â
"Wow...!"
Dan Kamdi meloncat tanpa disadari. Dorongan dari inspirasi yang mendadak menghampiri.Â
Bisnis ikan. Kebetulan ada tetangganya yang punya peliharaan ikan cupang. Dia jual ke orang sekitar rumahnya doang.Â
Kenapa tidak kita fasilitasi dengan jualan di internet? Kalau orang bisa jualan nasi goreng tanpa nasi, Kamdi juga bisa jualan ikan tanpa ikan.Â
Kamdi mengambil kunci motor.Â
"Mau kemana?" tanya istrinya yang masih belum yakin Kamdi tak akan terserang setres dan berujung gila karena di PHK.Â
"Kang Sono," jawab Kamdi.Â