Melihat Demokrat yang ngegas saat pengesahan RUU Cipta Kerja, memang cukup mengagetkan. Â Demokrat berani walk out dari sidang paripurna pengesahan RUU tersebut. Padahal, PKS pun tidak melakukan hal itu.Â
Selama ini Demokrat seakan kokoh dengan sikap SBY yang ingin berdiri di tengah. Ingin menjadi partai penyeimbang. Walaupun posisi berdiri seperti ini sering dikritik sebagai sikap abu abu atau sikap tak berani bersikap.Â
Apakah sikap SBY yang mendasari sikap Demokrat akan berubah setelah kepemimpinan diestafetkan kepada Agus Harimurti Yudhoyono?Â
Setelah gagal masuk dalam gerbong Jokowi, dan malah disalip Gerindra, posisi Demokrat seperti nya agak goyah. Posisi di tengah yang selama ini diyakini sebagai posisi terbaik, menjadi kurang baik ketika kondisi perpolitikan nasional berubah.Â
Gerindra dan PKS sebagai oposisi. PAN juga berada di posisi persimpangan, akan tetapi lebih condong oposisi karena faktor Amin Rais. Pada saat demikian, ada keberimbangan antara pemerintah dengan oposisi.Â
Artinya, oposisi masih memiliki kekuatan cukup untuk mengontrol kebijakan pemerintah. Â Ada keseimbangan jumlah.Â
Sehingga posisi Demokrat sebagai partai penyeimbang sangat menentukan. Ketika Demokrat pro pemerintah, maka program pemerintah akan sangat mulus berjalan. Demokrat sangat diperhitungkan.Â
Demikian juga saat Demokrat ke oposisi, posisi oposisi semakin kuat. Bahkan bisa mengimbangi pemerintah. Demokrat sangat diperhitungkan.Â
Sekarang, oposisi tinggal PKS. Mau bertingkah polah seperti apa pun sudah pasti kalah. PKS kemungkinan besar hanya terpaksa ketika harus menjadi oposisi.Â