"Mikirin cerita kamu, Ca. "
"Ayah, kata bu guru, kalau bikin cerita tak usah terlalu banyak dipikir. Nanti malah cerita nya tak jadi. Langsung tulis saja, gitu. "
"Ya sudah, kamu tulis. "
"Tokohnya kuda saja deh. "
"Kamu tentuin tokoh antagonis nya juga, " kataku sambil menghabiskan tegukan kopi pagi. Dan tegukan terakhir selalu terasa lebih nikmat. Entah kenapa.Â
"Tokoh antagonis apa, Yah? "
"Tokoh jahat. "
"Emang ada hewan yang jahat? Yang jahat itu Bondan. Temen Oca. Dia suka menyiksa burung yang dipelihara ayahnya. "
"Lho, kalau bikin cerita memang harus ada tokoh jahatnya. "
"Singa? Gak jahat. Monyet? Gak jahat. Kelinci? Apalagi. Kelinci mah lucu. Sapi? Baik. Kucing? Gak mungkin. Kutu? Bisa juga. Tapi jahatnya ngapain ya? Kutu kan cuma gigiy dikit. Masa jahat. "
Lama sekali anakku mencari binatang yang akan dijadikan tokoh antagonis nya.Â