Persoalan kita di pemerintahan dan BUMN adalah terhambatnya karier pegawai atau karyawan kreatif oleh berbagai aturan yang kurang jelas tujuannya. Sehingga anak muda kreatif dan berdedikasi kurang, atau bahkan tidak berminat menjadi pegawai negeri atau karyawan BUMN.Â
Anak muda kreatif lebih senang di luar keduanya. Karena mereka bisa terbang melayang-layang mengembangkan kreativitas mereka tanpa halangan.Â
Ahok sendiri bersama Jokowi sudah pernah melakukan uji coba gagasannya untuk memberikan jalan lapang kepada manusia-manusia masa depan yang memiliki dedikasi dan kreativitas tinggi untuk mampu menerobos hambatan hambatan yang selama ini menghambat laju perkembangan mereka saat Ahok dan Jokowi masih menjadi penguasa DKI Jakarta.
Model lelang jabatan membuka cakrawala bahwa di DKI banyak emas yang tertimbun sampah sehingga tidak pernah terlihat. Hanya sampah yang menggunung dan baunya menyengat siapa pun. Padahal di balik sampah ada mutiara yang terpendam dan didiamkan saja selama ini.Â
Bahkan kepala sekolah pun dilelang sehingga sempat muncul guru guru muda tampil sebagai kepala sekolah. Sayang hanya sekali, kemudian mati.Â
Di Pertamina sepertinya gagasan tersebut hendak dihidupkan kembali. Ahok kembali menantang anak anak muda yang berusia di bawah 40 tahun dan sudah mengabdi selama sepuluh tahun di Pertamina untuk tampil menjadi direksi. Selama ini, hampir semua BUMN mendatangkan direksi entah dari dunia mana. Sehingga, terkesan kurang efektif.Â
Jika direksi pertamina merupakan karyawan terbaik dan masih muda dari dalam Pertamina sendiri, pasti akan beda. Direksi akan tahu persis Pertamina dari ujung ke ujungnya.Â
Semangat bekerja untuk menjadi yang terbaik juga akan muncul membersamai kehendak Pertamina untuk merekrut yang terbaik dari mereka menjadi pimpinan.Â
Tak ada lagi apatisme bahwa sekali karyawan tetap karyawan. Karena tak pernah dilirik potensinya. Kerja sebaik apapun akan tetap menjadi karyawan.Â
Perubahan sederhana ini, pasti akan berdampak sangat besar ke dalam. Seperti dapat kita saksikan kinerja PNS DKI di masa Ahok duduk di balaikota.
Ahok hanya mensyaratkan untuk berempati dan mau pasang badan demi Pertamina. Jika pemimpin berempati, tak akan ada keluhan karyawan yang diabaikan.