Mohon tunggu...
Mochamad Syafei
Mochamad Syafei Mohon Tunggu... Guru - Menerobos Masa Depan

Kepala SMP Negeri 52 Jakarta. Pengagum Gus Dur, Syafii Maarif, dan Mustofa Bisri. Penerima Adi Karya IKAPI tahun 2000 untuk buku novel anaknya yang berjudul "Bukan Sekadar Basa Basi".

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Tetap Sekolah, Tapi di Rumah

16 Juni 2020   12:06 Diperbarui: 16 Juni 2020   12:06 54
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tak ada tanda tanya lagi. Tak perlu berprasangka macam-macam lagi. Sudah diputuskan melalui keputusan bersama sama beberapa menteri. 

Ya, kita tetap belajar dari rumah. Karena kesehatan dan keselamatan anak anak adalah segalanya.  Karena, terlalu besar resikonya jika harus masuk sekolah dalam kondisi seperti ini. 

Ada tahapan juga. Jika suatu daerah sudah dinyatakan sebagai daerah zona hijau maka pada 2 bulan pertama baru pada tahap transisi. Dua bulan berikutnya baru normal baru. 

Dan pembukaan sekolah di zona hijau pun baru diperbolehkan dari kakak SMA terlebih dahulu. Anak SD apalagi anaj PAUD harus belakangan. Jika kondisi sudah benar-benar memungkinkan. Anak SD lebih susah untuk diberikan batasan batasan. 

Untuk zona kuning, apalagi zona merah harus lebih sabar lagi.  Karena zona hijau pun jika ada kebocoran atau ada yang terjangkit covid lagi, maka sekolah harus mulai dari rangkaian awal lagi. 

Ketat banget? Pasti. Karena untuk melindungi penghuni masa depan negeri ini. Bahkan di zona tempat sekolah sudah dibuka berdasarkan kesepakatan dengan berbagai pihak, jika ada orang tua yang ragu dan masih menginginkan PJJ, maka sekolah harus menyediakan sarananya. Tak boleh ada pemaksaan terhadap orang tua yang belum yakin. 

Lebih jauh lagi, sekolah yang membuka kelas tatap muka, sekolah tersebut harus mengedepankan protokol kesehatan.  Tanpa protokol kesehatan, tak usah berpikir untuk segera membuka pintu kelas. 

Dananya besar? 

Pasti. Karena harus tersedia tempat cuci tangan, hand sanitaizer, pengukur suhu segala. Oleh karena itu, Mas Menteri berkali-kali menyatakan bahwa ada kelonggaran dalam penggunaan dana bos (bukan untuk dikorupsi oleh kepala sekolah nya ya). 

Jangan lagi bingung dengan penggunaan dana BOS. Asal untuk kepentingan siswa, kenapa takut? 

Kementerian Agama juga melakukan hal serupa. Semua madrasah akan melakukan hal yang sama dengan kemendikbud. Menyelamatkan anak anak. 

Pak Terawan juga sudah menginstruksikan kepada puskesmas untuk membantu sekolah sekolah dalam proses pembelajaran.  Paling tidak dari aspek kesehatan anak anak. Memantau dan mengawasi protokol kesehatan di sekolah sekolah sekitar lingkungan nya. 

Ya, kita masih harus lebih panjang lagi melakukan pjj. Tak apalah. Banyak juga pengalaman baru dan seru. 

Yang mau kuliah juga sabar ya. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun