Mohon tunggu...
Mochamad Syafei
Mochamad Syafei Mohon Tunggu... Guru - Menerobos Masa Depan

Kepala SMP Negeri 52 Jakarta. Pengagum Gus Dur, Syafii Maarif, dan Mustofa Bisri. Penerima Adi Karya IKAPI tahun 2000 untuk buku novel anaknya yang berjudul "Bukan Sekadar Basa Basi".

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Hanya Terdengar Suara PSI dari Kebon Sirih

7 Juni 2020   05:50 Diperbarui: 7 Juni 2020   05:39 635
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

DPR dan DPRD memang digaji untuk bersuara. Kalau tak mau bersuara, berarti mereka makan gaji buta.  Dan suara rakyat mesti disalurkan ke mana? 

Ketika terpilih sebagai pasangan gubernur wakil gubernur, Anies Sandi hanya di dukung oleh Gerindra dan PKS.  Sementara, PDIP, Golkar, Hanura, dan juga PSI mendukung Ahok. 

Demokrat bersama PAN juga getol mengusung AHY. Sayang hanya sampai ronde pertama. 

Ah, lupakan saja dukung mendukung itu. Karena setelah Anis menjadi gubernur dan sekarang didampingi Riza Patria, maka Anies Reza sudah menjadi gubernur warga DKI.  Partai pengusung juga tak perlu mati matian mendukung sehingga disaat perlu bersikap kritis juga harus kritis. 

Hanya saja, mengapa suara suara di Kebon Sirih nyaris tak terdengar? 

Partai partai lama entah kenapa lebih nyantai dan senang diam saja. Tidak muncul sebagai suara alternatif. Juga suara yang mampu membongkar jika ada sesuatu yang seharusnya diluruskan. 

Anak bawang yang bekerja sesuai harapan. Ketika semua partai diam, sang anak bawang bersuara tentang anggaran yang pengelolaannya tidak profesional. Muncul anggaran lem aibon yang menyentak kesadaran hampir semua warga DKI yang masih mampu berpikir rasional. 

Demikian juga, sikap kritis PSI, si anak bawang, yang selalu menyuarakan gugatannya terhadap penyelenggaraan formula e yang sudah pasti membebani anggaran DKI yang sudah jebol karena Covid 19.

PSI juga membongkar ketidakadilan ketika anggota TGUPP menerima THR secara penuh, di saat ASN di DKI harus merelakan tak menerima THR dan bahkan tkd mereka juga dikurangi hingga 50 persen.  Walaupun kemudian muncul aturan yang berkeadilan walau datang terlambat karena keburu ada yang sudah menerima penuh semua haknya. 

Kemana suara partai lain dari Kebon Sirih? 

Mungkin ada yang akan mengatakan, di Senayan juga sama. 

Dan inilah problem bersama. Kenapa para Wakil rakyat lebih suka diam daripada bersuara? 

Tentunya ada catatan tersendiri. Karena ada anggota DPR yang bersuara, tapi suaranya sumbang pake banget. Yang keluar dari mulutnya, cuma nyinyiran tak berguna sama sekali. 

Kita dorong bersama sama, agar DPR dan DPRD kembali ke khitohnya. Kembali menyuarakan suara suara rakyat yang diwakilinya. Suara suara kritis yang dapat membelokkan segala kemungkinan penyelewengan oleh penyelenggara negara. 

Kekuasaan cenderung korup. Dan hal yang demikian, dapat diminimalisir dengan sikap kritis dari Senayan dan Kebon Sirih. 

Kenapa hanya terdengar suara PSI dari Kebon Sirih? 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun