Mohon tunggu...
Mochamad Syafei
Mochamad Syafei Mohon Tunggu... Guru - Menerobos Masa Depan

Kepala SMP Negeri 52 Jakarta. Pengagum Gus Dur, Syafii Maarif, dan Mustofa Bisri. Penerima Adi Karya IKAPI tahun 2000 untuk buku novel anaknya yang berjudul "Bukan Sekadar Basa Basi".

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen: Ayahku Seorang Dokter

1 April 2020   09:58 Diperbarui: 1 April 2020   10:10 796
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Besoknya, benar ayah pulang. Tapi ayah tak bisa masuk rumah. Ayah hanya berdiri di pintu gerbang rumah.  Aku dan adikmu juga tak boleh mendekati nya. 

"Kenapa? " tanya adikku. 

"Iya, kenapa Bunda? " tambahku. 

Lagi lagi Bunda tak menjawab pertanyaan ku dan adikku.  Sehingga lama kami dan ayah hanya saling pandang. 

Dan sejak pertemuan terakhir itulah kemudian kami tak pernah bertemu kembali. Ada yang bilang ayah sudah meninggal, tapi kami tak boleh melihat pemakamannya. 

Barulah setelah kami besar, Bunda menjelaskan jika ayah yang bekerja di rumah sakit tertular virus mematikan itu.  Ayah menolong orang lain, tapi ayah sendiri hidupnya tak tertolong. 

Ayahku dokter. Iya, ayahku dokter. Tapi kenapa harus meninggalkan kami begitu cepat? 

Jakarta, 1 April 2030

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun