Besoknya, benar ayah pulang. Tapi ayah tak bisa masuk rumah. Ayah hanya berdiri di pintu gerbang rumah. Â Aku dan adikmu juga tak boleh mendekati nya.Â
"Kenapa? " tanya adikku.Â
"Iya, kenapa Bunda? " tambahku.Â
Lagi lagi Bunda tak menjawab pertanyaan ku dan adikku. Â Sehingga lama kami dan ayah hanya saling pandang.Â
Dan sejak pertemuan terakhir itulah kemudian kami tak pernah bertemu kembali. Ada yang bilang ayah sudah meninggal, tapi kami tak boleh melihat pemakamannya.Â
Barulah setelah kami besar, Bunda menjelaskan jika ayah yang bekerja di rumah sakit tertular virus mematikan itu. Â Ayah menolong orang lain, tapi ayah sendiri hidupnya tak tertolong.Â
Ayahku dokter. Iya, ayahku dokter. Tapi kenapa harus meninggalkan kami begitu cepat?Â
Jakarta, 1 April 2030
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H