Mohon tunggu...
Mochamad Syafei
Mochamad Syafei Mohon Tunggu... Guru - Menerobos Masa Depan

Kepala SMP Negeri 52 Jakarta. Pengagum Gus Dur, Syafii Maarif, dan Mustofa Bisri. Penerima Adi Karya IKAPI tahun 2000 untuk buku novel anaknya yang berjudul "Bukan Sekadar Basa Basi".

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Bersiap-siap Tak Mudik Lebaran

24 Maret 2020   19:51 Diperbarui: 24 Maret 2020   20:01 94
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Apa sih enaknya naik kereta berdesak-desakan cuma buat lebaran di kampung? 

Pertanyaan itu terlontar dari mulut temanku yang asli Betawi di hampir setiap akhir Ramadhan ketika kami, mahasiswa asal kampung, mulai bergerak ramai-ramai pulang kampung dengan kereta api yang waktu itu masih harus berebut, bahkan kadang masuk gerbong lewat jendela. 

Pulang kampung bukan sekedar pulang kampung seperti hari biasa. Pulang kampung sebelum lebaran atau lebih di kenal dengan mudik juga sebuah ritual penuh makna. Itulah jawaban ku yang sok falsafi karena sudah pernah buka buku pengantar filsafat karangan Pak Yuyun Suriasumantri. Mudah mudah an tak salah menyebut nama dosenku. 

Setiap tahun, saya, dan seluruh manusia kampung yang numpang hidup di ibukota berbondong-bondong mudik.  Kalau tidak mudik, malah dibilang sombong, tak tahu asal usul alias muasal. 

Hingga tahun kemarin pun masih pulang kampung.  Sekarang, tentunya sudah bersama keluarga. Sekarang, tentunya sudah tidak berdesakan berebut pintu kereta. 

Terus datang lah korona. 

Virus kecil yang mampu menggemparkan dunia hingga ke pelosok-pelosok nya.  Tuhan betul betul sedang mengejek kesombongan setiap manusia. 

Kemungkinan tahun ini akan ada larangan pulang kampung. Korona terlalu riskan untuk dibagikan di kampung kampung halaman, jika mudik tetap diperbolehkan. 

Bahkan Gubernur Ridwan Kamil sudah mengeluarkan ancaman untuk mereka yang nekad mudik lebaran tahun ini.  Semua memang harus mengerti. Virus korona tak bisa diajak main main. Sekali diajak main main oleh pejabat yang cengengesan, langsung membludak menebar teror nya yang paling kejam. 

Tak apalah tahun ini tak mudik.  Asal semuanya selamat.  Asal semuanya sehat. Negara juga tak kerepotan lagi karena masih banyak urusan yang harus diselesaikan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun