Mohon tunggu...
Mochamad Syafei
Mochamad Syafei Mohon Tunggu... Guru - Menerobos Masa Depan

Kepala SMP Negeri 52 Jakarta. Pengagum Gus Dur, Syafii Maarif, dan Mustofa Bisri. Penerima Adi Karya IKAPI tahun 2000 untuk buku novel anaknya yang berjudul "Bukan Sekadar Basa Basi".

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Rumah Tanpa Jendela

9 Februari 2020   16:19 Diperbarui: 9 Februari 2020   16:19 100
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Anjing itu ada di sana," kata laki-laki itu, "tapi mungkin sudah mati."

Dan beberapa orang yang rata rata menghunus sebilah senjata di tangannya langsung berlari tunggang langgang menuju arah yang ditunjuk laki-laki itu. Seakan sedang berlomba menjadi yang pertama menemui anjing yang sedang menolak ajalnya itu. 

"Tidak ada!" seru laki-laki berkopiah putih yang paling awal mencapai tempat yang ditunjuk laki-laki tadi. 

"Hanya ada bekas darah," tambah temannya. 

Raut wajah mereka jelas sekali menggambarkan kekecewaan yang begitu dalam. 

Di kampung tempat laki-laki tadi, memang sedang ramai-ramai nya orang berburu anjing. Setiap ada anjing yang berani masuk kampung itu, pasti langsung dibikin koit. 

Sudah puluhan anjing mati di kampung itu. Beberapa orang pemilik anjing di kampung entah di mana datang ke kampung itu dan protes karena anjingnya dibunuh di kampung itu. 

Hanya saja, mereka akan pulang dengan kecewa. Mereka pasti kalah karena harus menghadapi satu kampung. 

Sudah sebulan tak ada anjing yang masuk kampung itu. Dan baru semalam laki-laki tersebut mendengar suara anjing yang mengaing kesakitan di luar tembok kamarnya. 

Laki-laki tersebut keluar dan membopong anjing itu masuk. Dengan telaten di obatinya. Pagi ini, saat orang orang kampung sampai di rumahnya, tentu setelah semalaman berkeliling kampung mencari anjing yang sudah dilukainya itu, anjing itu sedang tertidur pulas di kamarnya. 

Laki-laki tersebut memang sudah lama hidup sendiri. Istrinya sudah meninggal setelah begitu lama berharap memiliki anak tapi tak kunjung ada tanda tanda hembusan nafas di dalam rahimnya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun