Mohon tunggu...
Mochamad Syafei
Mochamad Syafei Mohon Tunggu... Guru - Menerobos Masa Depan

Kepala SMP Negeri 52 Jakarta. Pengagum Gus Dur, Syafii Maarif, dan Mustofa Bisri. Penerima Adi Karya IKAPI tahun 2000 untuk buku novel anaknya yang berjudul "Bukan Sekadar Basa Basi".

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

"Learning Poverty", PR Baru buat Nadiem Makariem

21 November 2019   08:28 Diperbarui: 21 November 2019   09:00 129
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pemerataan guru sudah tak mungkin dihindari lagi.  Strategi Zonasi dalam mengelola pendidikan di negeri ini, yang sudah diinisiasi sejak menteri Muhajir Efendi, harus dilanjutkan oleh Nadiem.  Penumpukan guru di kota-kota tak boleh lagi terjadi.  Harus ada penyebaran kualitas guru.  Anak-anak di daerah terpencil juga memerlukan guru-guru berlualitas agar mereka mampu mengembangkan potensi dirinya dengan maksimal.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan juga harus mendorong pemda-pemda untuk membangun perpustakaan sekolah.  Perpustakaan sekolah dapat menjadi tempat penyemaian kemampuan membaca dan memahami cerita sederhana.  Dorong kebiasaan anak-anak untuk selalu memanfaatkan waktu luangnya membaca di perpustakaan.  Gerakan literasi yang digalakkan oleh kementerian harus dibarengi dengan ketersediaan bahan bacaan.  Gerakan literasi sekolah tanpa buku bacaan yang bermutu hanya akan menjadi gerakan sia-sia.

Hal terakhir yang perlu dilakukan oleh Nadiem sebagai bekas pemilik gojek, tentunya mendorong ketersedian bacaan melalui ruang-ruang maya.  Tentu bukan kerja Nadiem belakan, karena program ini memerlukan ketersediaan jaringan.  Akan tetapi, lebih murah menyediakan jaringan daripada melakukan hal lain demi tujuan yang satu ini.  Beberapa waktu lalu diberitakan kementrian pendidikan dan kebudayaan membagikan tablet di sekolah-sekolah di Natuna.  Sebuah terobosan untuk membuka keterisolasian anak-anak di Natuna.  Kenapa hal demikian tidak dilakukan di tempat lain.

Keterisolasian harus dibuka melalui jalur maya.  Apalagi, pustekom sendiri sudah menyediakan banyak sumber belajar melalui portal "Rumah Belajar"-nya. walau isinya terkesan jadul dan belum diupdate juga, tapi masih lumayan untyuk belajar.  Badan Bahasa dn Perbukuan sendiri juga sudah menyediakan buku secara daring sebagai bahan bacaaan.

Seharusnya "Learning Poverty" sudah tak ada lagi di negeri ini.  Tapi, ternyata masih menjadi PR untuk Nadiem Makariem.  Mari kita selesaikan, Mas Menteri!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun