Pemerataan guru sudah tak mungkin dihindari lagi. Â Strategi Zonasi dalam mengelola pendidikan di negeri ini, yang sudah diinisiasi sejak menteri Muhajir Efendi, harus dilanjutkan oleh Nadiem. Â Penumpukan guru di kota-kota tak boleh lagi terjadi. Â Harus ada penyebaran kualitas guru. Â Anak-anak di daerah terpencil juga memerlukan guru-guru berlualitas agar mereka mampu mengembangkan potensi dirinya dengan maksimal.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan juga harus mendorong pemda-pemda untuk membangun perpustakaan sekolah. Â Perpustakaan sekolah dapat menjadi tempat penyemaian kemampuan membaca dan memahami cerita sederhana. Â Dorong kebiasaan anak-anak untuk selalu memanfaatkan waktu luangnya membaca di perpustakaan. Â Gerakan literasi yang digalakkan oleh kementerian harus dibarengi dengan ketersediaan bahan bacaan. Â Gerakan literasi sekolah tanpa buku bacaan yang bermutu hanya akan menjadi gerakan sia-sia.
Hal terakhir yang perlu dilakukan oleh Nadiem sebagai bekas pemilik gojek, tentunya mendorong ketersedian bacaan melalui ruang-ruang maya. Â Tentu bukan kerja Nadiem belakan, karena program ini memerlukan ketersediaan jaringan. Â Akan tetapi, lebih murah menyediakan jaringan daripada melakukan hal lain demi tujuan yang satu ini. Â Beberapa waktu lalu diberitakan kementrian pendidikan dan kebudayaan membagikan tablet di sekolah-sekolah di Natuna. Â Sebuah terobosan untuk membuka keterisolasian anak-anak di Natuna. Â Kenapa hal demikian tidak dilakukan di tempat lain.
Keterisolasian harus dibuka melalui jalur maya. Â Apalagi, pustekom sendiri sudah menyediakan banyak sumber belajar melalui portal "Rumah Belajar"-nya. walau isinya terkesan jadul dan belum diupdate juga, tapi masih lumayan untyuk belajar. Â Badan Bahasa dn Perbukuan sendiri juga sudah menyediakan buku secara daring sebagai bahan bacaaan.
Seharusnya "Learning Poverty" sudah tak ada lagi di negeri ini. Â Tapi, ternyata masih menjadi PR untuk Nadiem Makariem. Â Mari kita selesaikan, Mas Menteri!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H