Radikalis tak ada matinya. Â Mereka malah mencoba mematikan musuh musuhnya atau siapa pun yang dianggap musuh oleh mereka dengan melambungkan "nahy munkar".
" Amar ma'ruf, nahi munkar "mereka potong demi kepentingan kelompoknya hanya menjadi" Nahy munkar ". Setelah itu mereka menggunakan nya untuk menghantam siapa pun yang menghalangi nafsu mereka.Â
" Amar ma'ruf" yang seharusnya didahulukan. Â Karena "Amar ma'ruf" Pasti melewati jalan paling baik menuju kebaikan. Â Tapi "Amar ma'ruf" tak bisa mereka manipulasi.Â
Sehingga mereka langsung menggunting nya dan membuang bagian awal dan mengusung bagian akhir.Â
Seolah olah mereka agamis. Â Padahal, Â mereka hanya memanipulasi nya demi keuntungan diri sendiri. Â Â
Mereka anti dialog. Â Sehingga "nahy munkar" Yang seharusnya dilakukan dengan baik diubah menjadi pertempuran hidup mati. Â "Nahy munkar" hanya diartikan dengan kematian lawan bagi dirinya.Â
Oleh karena itu, Â hati hatilah dengan pengusung "nahy munkar". Mereka radikalis yang mencoba memanipulasi agama untuk kepentingan kelompoknya. Â Jangan terbius dengan jargon kosong manipulatif.Â
Mereka berpakaian seolah olah juga agamis. Â Teriakan teriakan nya juga seolah olah agamis. Â Karena mereka menginginkan kita terpesona oleh sikap nya yang manipulatif.Â
Jika kita terpesona, kita terbawa, Â kita baru tahu dan menyesal karena tertipu akal bulus mereka. Â Karena sikap kritis akan dimatiin juga. Â Sikap kritis menjadi musuh para manipulator.Â
Lihatlah lebih dalam siapa orang orang yang mengusung " Nahy munkar ". Jangan biarkan Anda terpesona dan tertipu oleh mereka.Â
Marilah beramar ma'ruf.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H