Kerusuhan 22 Mei bukan peristiwa biasa. Â Karena kerusuhan tersebut memang bertujuan untuk sebuah kudeta terhadap pemerintahan yang sah.Â
Demo ketidakpuasan terhadap hasil pemilu memang tidak melanggar undang undang. Â Juga merupakan hak setiap warga negara yang dilindungi oleh undang undang.Â
Akan tetapi, Â dari awal sudah diingatkan, Â walaupun hanya satu orang yang ngeyel bahwa peringatan dari lembaga resmi penjaga keamanan dinyinyirin sebagai upaya menakut-nakuti peserta demo.Â
Peristiwa sebelum demo memang sudah menunjukkan dengan jelas bahwa ada kelompok yang mencoba melakukan people power, walaupun kemudian dikoreksi menjadi enteng entengan. Â Dan provokasi provokasi oleh beberapa orang yang selama ini berdiri di seberang pemerintahan, Â dan punya sejarah kurang baik, Â begitu intens.Â
Kerusuhan semakin sempit terjadi. Â Penjagaan sangat ketat. Â Tapi, Â dasar otak kambing, Â ambulans pun dipergunakan untuk mengelabui polisi. Â Sebuah kebiasaan yang sudah pernah terjadi, dalam hal penyalahgunaan ambulans untuk kepentingan sempit pelakunya.Â
Ambulans dipergunakan untuk mengangkut para perusuh. Â Dibagikan uang. Â Juga dipersenjatai. Â Sebuah sikap yang terlihat jelas sebagai upaya kudeta.Â
para penembak jitu  juga seperti nya sudah disiapkan untuk menjadikan martir.  Martir ini yang hendak diekspos besar besaran melalui narasi hoaks membangkitkan kemarahan rakyat.Â
Dan hoaks 22 Mei memang cukup masif. Â Bahkan di daerah daerah sudah ada pasukan yang nyaris sama bekerja untuk memprovokasi.Â
untung negeri ini aman. Â Para perusuh cere sudah ditangkap. Â Cerita besar model Suriah sudah digagalkan.Â
Semoga kakapnya segera ditangkap. Â Kudeta terlihat rapi, Â tapi tak didukung oleh siapa pun kecuali pengikutnya.Â
selamat negeri ini. Makanya, mikir duluan kalau mau kudeta. Gagal maning deh.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H