Mohon tunggu...
Mochamad Syafei
Mochamad Syafei Mohon Tunggu... Guru - Menerobos Masa Depan

Kepala SMP Negeri 52 Jakarta. Pengagum Gus Dur, Syafii Maarif, dan Mustofa Bisri. Penerima Adi Karya IKAPI tahun 2000 untuk buku novel anaknya yang berjudul "Bukan Sekadar Basa Basi".

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Pulang

13 November 2018   16:30 Diperbarui: 13 November 2018   16:50 95
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Kamu pasti meragukan niatku.

Tak apa.  Aku memahami semua itu.  Aku tak akan marah sama kamu. Karena kamu melarangku karena rasa sayang mu padaku. Aku yakin. Seyakin yakinnya.

Aku cuma berharap kamu bisa memahami kenapa aku ngotot pengin pulang.

Ibu sakit.

Dan urusan ibu, bagiku adalah segalanya.  Ibu bagiku adalah prioritas.  Termasuk jika dibandingkan kamu.

Dua puluh tahun lalu aku pergi meninggalkan rumah.  Meninggalkan ibu.  Karena aku tak sudi melihat bapak kawin lagi.  Dengan Isah.  Pembantu di rumahku.

Entah setan apa yang memasuki nuraninya.  Upayaku menghalangi niatnya mengawini Asih menjadi pertengkaran paling sengit antara aku dan bapak.

Karena Bapak tak mau mendengar omongan ku sama sekali, aku yang pergi.  Dan harus kehilangan ibu.

Ibu sekarang sakit.

Dan aku harus pulang.  Tapi, ada bapak di situ.  Dia masih bugar.  Cuma sekarang dia tak punya apa apa.  Dan ditinggal Asih kawin lagi.

Istri ku merasa pasti akan terjadi perang baratayuda jika aku ketemu bapak.  Dan aku memang masih menyimpan amarah yang tak pernah berkurang satu inci pun.

Aku selipkan pisau lipat dalam tasku.  Istri ku tak tahu.  

Kepulangan ku kali ini memang untuk melunasi hutang itu.

Aku tak peduli.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun