Mohon tunggu...
Mochamad Syafei
Mochamad Syafei Mohon Tunggu... Guru - Menerobos Masa Depan

Kepala SMP Negeri 52 Jakarta. Pengagum Gus Dur, Syafii Maarif, dan Mustofa Bisri. Penerima Adi Karya IKAPI tahun 2000 untuk buku novel anaknya yang berjudul "Bukan Sekadar Basa Basi".

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Maling Ayam Nyaris Mati

1 Oktober 2017   19:00 Diperbarui: 1 Oktober 2017   19:27 459
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Belum Subuh.

Masih jam tigaan. Saat ribut ribut di pos ronda. Kebetulan rumahku tak jauh dari pos ronda, hanya selang satu rumah, sehingga suara dari pos ronda akan langsung tembus ke gendang telinga.

Terpaksa bangun.

Ada apa? Tanyaku. Dan langsung dijawab, ada maling pak erte.

Ketangkep? Tanyaku lagi. Iya, pak erte, jawabnya.

Beberapa orang memberi jalan agar aku sebagai ketua erte bisa masuk pos ronda dan melihat sendiri wajah malingnya.

Mana?

Tuh! Ada yang nunjuk orang yang sedang ketakutan. 

Maling apa?

Ayam pak Agus. Tuh ayamnya.

Orang yang datang makin banyak.  Sampai akhirnya ada yang teriak: bunuh! Bakar!

Beberapa orang sudah menghunus kelewang.  Ada yang lari hendak ambil bensin.

Siapa namamu? Tanyaku.

Novanto, jawabnya lirih.

Siapa namamu! Bentakku.

Novanto, jawabnya agak keras sehingga terdengar oleh semua yang ada di pos.

Mendengar nama maling ayam itu, satu per satu warga pergi meninggalkan pos ronda. Orang yang tadinya galaknya sudah diujung kesabaran pun langsung minggir dan pulang ke rumahnya.

Sampai akhirnya tinggal aku sebagai erte dan  si Aris sebagai keamanan lingkungan ku.

Siapa namamu? Ulangku penasaran.

Novanto, Pak. Jawabnya tegas. Seperti sudah merasa di atas angin.

Sialan juga. Mendengar nama itu untuk yang ketiga kalinya, si Aris pun mau ngeloyor pergi, padahal dia keamanan lingkungan.

Mau ke mana, Ris.

Dia tidak salah, pak. Ayam jago ini yang salah.  Biar saya sembelih jagonya, pak.

Aris langsung pergi. Aku tinggal berdua. Berdua dengan orang yang memiliki nama sakti.

Masa sih, sudah jelas dia yang maling ayam, masa ayamnya yang salah?

Aku jadi ingat nama lain.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun