Mohon tunggu...
Mochamad Syafei
Mochamad Syafei Mohon Tunggu... Guru - Menerobos Masa Depan

Kepala SMP Negeri 52 Jakarta. Pengagum Gus Dur, Syafii Maarif, dan Mustofa Bisri. Penerima Adi Karya IKAPI tahun 2000 untuk buku novel anaknya yang berjudul "Bukan Sekadar Basa Basi".

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

3 Hati dalam Gelas (31)

18 April 2016   16:55 Diperbarui: 18 April 2016   17:04 64
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Tujuh."

"Oh, berarti putri lebih tua setahun.  Putri kelas delapan."

"Siapa putri, Tante?" tanya Rara.

"Anak tante."

"Ohh."

"Bagaimana kalau kita jalan ke depan, siapa tahu ada yang jual sarapan," usul Kak Juli.

"Baiklah," jawab Diah.

Mereka berempat menyusuri jalan aspal yang beberapa bagiannya sudah terkelupas.  Sudah bolong-bolong.  Kata Tri Supriyohadi, itulah bolong-bolong korupsi.  Setiap bolong ada catatan namanya.  Ada nama camat.  Ada nama lurah.  Ada nama bupati. Ada nama pemborongnya.

Ah, kenapa ingat laki-laki yang selama ini bertepuk sebelah tangan itu?

Tangan Tri sebetulnya dua, tapi sayang yang satu tak digerakkan sehingga bertepuk hanya sebelah tangan.  Diah tak pernah mempedulikan cinta Tri.  Diah tak mau dikatain sebagai pemangsa daun muda.  Terlalu jauh jarak usianya.  Cinta juga punya logika.  Kalau buta banget kan bisa terperosok-perosok.

Semoga dia bisa menemukan perempuan yang lebih layak.  Amin.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun