Mohon tunggu...
Mochamad Syafei
Mochamad Syafei Mohon Tunggu... Guru - Menerobos Masa Depan

Kepala SMP Negeri 52 Jakarta. Pengagum Gus Dur, Syafii Maarif, dan Mustofa Bisri. Penerima Adi Karya IKAPI tahun 2000 untuk buku novel anaknya yang berjudul "Bukan Sekadar Basa Basi".

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

3 Hati dalam Gelas (24)

7 April 2016   16:49 Diperbarui: 7 April 2016   17:12 95
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ibu hanya tersenyum.

"Ibu seperti sedang membawa beban yang berat.  Kalau boleh, bagilah beban itu sama Diah, biar ibu tak lagi terbebani," kata Diah.

"Diah, tolong ambilkan air minum!" pinta ibu.

Ibu minum seperti seseorang yang memang sehabis berjalan jauh.  Atau sehabis menanggung beban yang cukup berat.  Lalu, menghela nafas lega.

"Di, kamu pasti sudah mendengar cerita dari Karti, kan?" tanya ibu.

"Tidak usah ibu ceritakan sekarang.  Ibu masih lemah.  Tunggu waktu sampai ibu benar-benar sehat.  Diah akan sabar menunggu kok, Bu," kata Diah saat melihat wajah ibu yang juga mulai pucat.

"Tapi, sepertinya ibu sudah hampi sampai di ujung jalan itu, Di.  Ibu takut kalau ibu sudah dipanggil terlebih dulu sebelum ibu menceritakan hal ini kepadamu, Nduk."

Masih sore.  Tapi rumah sakit kecil itu terasa sepi.  Memang hanya beberapa orang yang dirawat di rumah sakit itu.  Orang yang sakitnya agak parah memang langsung dirujuk ke rumah sakit kabupaten. Karena rumah sakit kecil ini peralatannya masih peralatan-peralatan sederhana.  Sehingga, di rumah sakit itu hanya untuk rawat inap orang-orang yang sakit ringan tapi harus istirahat. 

Diah menarik nafas.  Agak panjang.  Ada pertarungan yang belum usai.  Ada pergumulan yang hendak saling mematikan.  Antara keinginan untuk secepatnya tahu dengan keinginan ibu secepatnya sembuh.

(Bersambung)

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun