Mohon tunggu...
Mochamad Syafei
Mochamad Syafei Mohon Tunggu... Guru - Menerobos Masa Depan

Kepala SMP Negeri 52 Jakarta. Pengagum Gus Dur, Syafii Maarif, dan Mustofa Bisri. Penerima Adi Karya IKAPI tahun 2000 untuk buku novel anaknya yang berjudul "Bukan Sekadar Basa Basi".

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

3 Hati dalam Gelas (5)

17 Maret 2016   12:22 Diperbarui: 17 Maret 2016   12:45 137
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Diah beranjak.  Sudah sore.  Diah merasa badannya capai.  Capai sekali. Dari pagi belum mandi.  Mungkin air akan mengembalikan kesegaran tubuhnya.  Diah mandi karena samar-samar terdengar nyanyian dari kamar mandi.  Seperti biasa.  Diah menyanyikan lagu-lagu Raisa.  Entah kenapa, Diah memang suka sekali dengan lagu-lagu Raisa.

"Mewakili hatiku," kata Diah, suatu hari saat teman-teman guru penasaran menanyakan hubungan Diah dengan lagu-lagu Raisa yang sering dinyanyikannya.

Segar.  Air memang diciptakan Tuhan untuk menjadikan tubuh manusia menjadi segar.  Siapa pun yang sedang kondisi tubuhnya kurang segar, maka madilah!  Dijamin akan terjadi perubahan signifikan.  Badan segar, dan otak pun menjadi lebih terbuka.

Namun sehabis mandi pula, mata Diah mulai merasakan kenyamanan.  Pelan-pelan hadir kantuk  Tanpa bisa ditahannya.  Diah pun tertidur di depan televisi yang masih sibuk mengabarkan tentang pertentangan Ahok dengan DPRD tentang APBD Jakarta.  Entah kenapa, para politisi itu gemar sekali berantem.  Seakan dalam diri para politisi itu sudah tertanam gen petarung dan penjilat.  Suka sekali berdebat walau peredebatannya tak bermutu sekali.  Sehingga tak salah kalau Diah selalu berpesan pada murid-muridnya saat hampir semua muridnya bercita-cita menjadi presiden, dokter, menteri, dan jabatan mentereng lainnya.

"Bercita-citalah menjadi orang baik," pesan Diah kepada setiap muridnya.

"Kenapa, Bu?"

"Orang baik bisa apa saja. Kalian menjadi presiden, jadilah presiden yang baik.  Artinya, jangan jadi presiden yang menakut-nakuti rakyat apalagi membantai rakyatnya sendiri.  Kalau kalian menjadi gubernur, jadilah gubernur yang baik.  Artinya, jangan jadi gubernur yang koruptor.  Kalau kalian menjadi politikus pun, kalian bisa menjadi politikus yang baik, jangan seperti anggota DPR yang kalian lihat di televisi sedang digiring KPK," pesan Diah.

"Saya pengin jadi kayak Ahok, Bu.  Bisa marahin orang yang kerjanya tidak benar," kata salah satu muridnya.

"Boleh.  Tapi ... kalian harus belajar dengan giat dulu untuk sampai ke sana," tambah Diah.

"Bu Susi yang cuma tamat SMP bisa jadi menteri, Bu," protes murid yang lain.

"Tidak semua orang bernasib sebaik Bu Susi, anak-anakku.  Jadi kalian harus menjadi diri sendiri.  Artinya, kalau mau berhasil, ya harus belajar dengan giat."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun