Mohon tunggu...
Mochamad Syafei
Mochamad Syafei Mohon Tunggu... Guru - Menerobos Masa Depan

Kepala SMP Negeri 52 Jakarta. Pengagum Gus Dur, Syafii Maarif, dan Mustofa Bisri. Penerima Adi Karya IKAPI tahun 2000 untuk buku novel anaknya yang berjudul "Bukan Sekadar Basa Basi".

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

3 Hati dalam Gelas (5)

17 Maret 2016   12:22 Diperbarui: 17 Maret 2016   12:45 137
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Ibu menamakannya Hartoyo."

Kemudian ibu menerawang entah ke mana.  Sorot matanya jelas sekali kosong.  Seakan ada penyesalan yang menggantung begitu berat.  Dan ibu hendak membagi beban berat itu dengan Diah.  Ibu mungkin tak ingin ada yang terlewat dalam sejarah anak-anaknya.  Ibu juga tak ingin anak-anaknya mendengar cerita dari orang lain.  Cukup lama ibu menunggu waktu yang tepat.

Bulir-bulir itu jatuh meleleh di pipi ibu.

Diah mendekat.  Memeluk ibunya.  Ingin membantu ibunya agar jangan terberati beban itu sendirian.

"Ceritakan tentang kakakku, Bu," kata Diah.

"Ibu tak kuasa melawan bapakmu, Nduk.  Dia terlalu kuat untuk ibu lawan.  Ayahmu juga terlalu luka.  Ayahmu terluka karena harapannya sendiri yang terlalu tinggi."

Ibu diam agak lama.  Di luar tak ada suara apa pun.  Benar-benar sunyi.

"Kakakmu terlahir buta, Nduk.  Dan ayahmu tidak mau menerima kenyataan itu.  Ayahmu menginginkan anak laki-laki yang kuat dan perkasa.  Tapi ... anak laki-laki yang dijumpainya justru seorang anak laki-laki yang buta."

Tangis itu semakin menyesakkan dada ibu.  Diah memijit-mijit tangan ibu yang sudah mulai terlihat kurus.  Air mata Diah juga mulai menderas.

"Kakakmu dibawa entah ke mana.  Ibu juga tidak tahu.  Ibu hanya mendengar samar-samar kalau kakakmu diserahkan ke panti.  Di mana letak pantinya juga ibu tak pernah tahu hingga hari ini."

***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun