Sejak awal kedatangan virus Corona di Indonesia banyak sekali sektor yang terganggu baik sosial, ekonomi, dan pendidikan. Kita wajib untuk menjaga jarak serta menjalani protokol kesehatan yang ketat. Hal tersebut membuat pendidikan luring yang umum dilakukan tidak dapat dilaksanakan. Semua kegiatan belajar mengajar terpaksa dilakukan secara daring untuk menekan proses penyebaran Corona.
Akhir - akhir ini kasus Corona di Indonesia kian meningkat. Hal ini mengakibatkan terhambatnya pendidikan luring di Indonesia. Pendidikan luring yang semestinya diadakan di bulan Juli terpaksa diundur. Pendidikan daring yang telah dilaksanakan sejak awal pandemi hingga saat ini menimbulkan pro dan kontra di kalangan masyarakat.
Sekolah daring memang bisa melindungi pelajar dari penularan virus Corona. Dengan pembelajaran dari rumah segala kegiatan pembelajaran serta aktivitas pelajar dapat dipatau oleh orang tua. Tetapi, jika kegiatan sekolah dari rumah dilakukan secara terus menerus memiliki dampak negatif pada pelajar. Berikut beberapa dampak negatif yang dapat disebabkan oleh pendidikan daring diantaranya:
Anak Lebih Sering Bermain Ketimbang Belajar
Pendidikan daring seringkali membuat siswa malas untuk belajar dan lebih memilih untuk bermain games ataupun bersantai. Permasalahan tersebut seringkali dialami dan dikeluhkan para orang tua pelajar. Pendidikan daring yang seharusnya bisa menggantikan peranan pendidikan luring terhambat. Hal tersebut bisa terjadi karena distraksi dari handphone siswa serta kurangnya pengawasan terhadap siswa saat jam belajar.
Kurangnya Pemahaman Siswa Terhadap Materi Saat Daring
Pendidikan secara online membuat beberapa siswa tidak paham dengan materi yang dipelajari. Materi - materi yang disampaikan oleh guru tidak dapat tersampaikan dengan baik. Hal ini dapat terjadi karena siswa yang tidak terbiasa belajar secara daring, kurangnya pangawasan, dan bimbingan dari orang tua serta beberapa siswa mengalami distraksi saat belajar dari rumah. Oleh karena itu perlu adanya bimbingan dan pengawasan dari orang tua agar siswa dapat belajar dengan baik.
Siswa Kurang Bersosialisasi
Tidak dapat dipungkiri pendidikan secara daring membuat siswa kurang bersosialisasi terhadap siswa lainya dan cenderung individual. Ikhsan memaparkan isolasi berkepanjangan bisa memengaruhi penemuan identitas diri. Sebab, remaja mayoritas menemukan identitas diri mereka dari lingkungan pertemanan(sumber: Klikdokter.com). Seperti yang telah disebutkan tadi bahwa hal ini akan menimbulkan efek negatif yang jika dilakukan secara berkepanjangan akan membuat siswa kehilangan rasa percaya diri dan menjadi pribadi yang pendiam.
Anak Lebih Sering Terpapar Gawai
Pendidikan daring umumnya dilaksanakan dengan menggunakan gawai. Dengan begitu, siswa lebih sering menatap layar gawai dengan waktu yang lama. Bila tidak diawasi oleh orang tua, hal ini dapat menimbulkan dampak negatif pada kesehatan mata siswa. Sebagai orang tua alangkah baiknya untuk mengawasi siswa saat belajar. Hal ini juga dilakukan untuk menghindari siswa dari kecanduan gawai.
Pengeluaran Kuota Internet Membengkak
Gawai dan kuota internet merupakan kedua hal yang tidak dapat dipisahkan dalam pendidikan daring. Di masa pandemi ini siswa dituntut untuk memiliki kedua hal tersebut. Dan untuk memuat materi yang disampaikan guru, melakukan video call belajar, serta mengumpulkan tugas siswa memerlukan kuota internet. Tidak heran jika penggunaan kuota internet siswa membludak. Hal ini sudah diprediksi oleh menteri pendidikan dan pemerintah dengan memberi bantuan kuota internet gratis yang dapat meringankan beban siswa. Tetapi, beberapa siswa masih mengeluhkan bahwa bantuan yang diberikan pemerintah masih kurang karena penggunaan video call pembelajaran memakan banyak kuota internet. Semoga ada kebijakan baru atau tambahan kuota internet dari pemerintah karena tidak semua siswa mampu untuk membeli kuota internet.
Siswa Tidak Memiliki Gawai Untuk Belajar Daring
Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya penggunaan gawai dan kuota internet sangat diperlukan dalam pembelajaran daring. Sayangnya tidak semua siswa memiliki gawai dan masalah ini menghambat proses belajar mengajar. Baiknya ada kebijakan baru maupun solusi terkait masalah ini dari pemerintah. Penulis menyarankan agar proses belajar mengajar tetap dilakukan secara daring tetapi jika siswa tidak memiliki gawai dapat belajar secara tatap muka dengan sistem sesi dan tetap mematuhi protokol kesehatan yang berlaku.
Diatas ini merupakan beberapa dampak negatif yang dapat diakibatkan oleh belajar daring. Hal diatas tidak sepenuhnya akan terjadi dan dapat dihindari dengan pengawasan serta bimbingan orang tua yang baik saat siswa belajar dari rumah. Belajar daring juga tidak selamanya buruk untuk siswa. Tetapi, apabila siswa mengalami gejala seperti mudah emosi, pendiam, dan stres ada baiknya untuk mengkonsultasikan ke psikolog agar kondisi siswa tidak semakin memburuk.
Pendidikan secara daring merupakan pilihan terbaik disaat ini, dibalik semua pro dan kontra yang ada. Dengan berada dirumah kita dapat meminimalisir penularan Corona yang ada. Dan saat dirumah asupan yang dimakan dapat terpantau dan terhindar dari makanan yang tidak bergizi. Jika pihak sekolah, siswa, dan orang tua siswa dapat bekerja sama dengan baik akan membuat pembelajaran secara daring menjadi lebih baik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H