Mohon tunggu...
MOCHAMAD RAIHAN FIRDAUS
MOCHAMAD RAIHAN FIRDAUS Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Bersyukur

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Peran Tutor dalam Peningkatan Kualitas Pendidikan Pasca Pandemi

13 Desember 2022   11:11 Diperbarui: 13 Desember 2022   11:22 205
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Peran Tutor dalam Peningkatan Kualitas Pendidikan Pasca Pandemi 

Oleh Mochamad Raihan Firdaus

Pendahuluan

Ditutupnya sekolah merupakan sebuah tindakan pemerintah yang tidak dapat dihindari guna menurunkan angka penyebaran Covid-19, sehingga ruang kelas tidak dapat digunakan untuk pembelajaran para siswa. Hal tersebut tidak hanya berdampak pada sekolah saja, melainkan seluruh proses pendidikan di Indonesia menjadi terhambat dikarenakan tidak diperbolehkannya bertemu secara tatap muka antara pengajar dengan pembelajar. Proses pembelajaran kini dilakukan dengan cara daring, terdapat kekurangan dari diadakannya belajar secara daring seperti sulitnya akses internet, tidak adanya gawai yang memadai pembelajaran, dan sebagainya. Tetap saja, pembelajaran konvensional pun kini mulai ditinggalkan karena dianggap kurang menarik pada era digital 4.0 dikarenakan perkembangan teknologi yang sangat cepat dan mudah untuk diakses dari berbagai kalangan terutama para remaja. Adapun peran dari seorang Tutor dalam rangka pemulihan pendidikan pasca pandemi ini menurut Yustian, et al., (2015) peran tutor adalah sebagai informator, organisator, pembimibing, inisiator, motivator, mediator, fasilitator,dan evaluator secara garis besar tutor mampu melaksanakan perannya sehingga tutor mampu memberikan serta meningkatkan motivasi belajar kepada peserta didik. Dalam meningkatkan semangat belajar para pembelajar maka dari itu diadakannya metode blended learning. Menurut Abdullah (2018) Pembelajaran blended learning merupakan pembelajaran yang sangat efektif, efisien untuk meningkatkan kemampuan siswa menjadi menyenangkan, minat belajar siswa lebih besar dengan lingkungan belajar yang beragam. Kolaborasi antara seorang Tutor dengan sistem blended learning merupakan perpaduan yang cocok untuk memulihkan pendidikan pasca pandemi.

Pembahasan

Berdasarkan riset Kemdikbud, selama pandemi Covid-19 para pembelajar mengalami learning loss atau kehilangan pembelajaran. Jika hal ini tidak segera diatasi maka Indonesia akan mengalami penurunan kualitas pendidikan. Maka seorang Tutor haruslah mampu dalam meningkatkan kualitas pendidikan pasca pandemi, seorang Tutor dapat melakukan Transfer of Knowledge miliknya kepada peserta didik agar mereka dapat termotivasi untuk belajar kembali lebih baik pasca pandemi. Pada pasca pandemi ini, tutor memiliki banyak sekali peran terutama pada pemulihan pendidikan dengan menggunakan metode blended learning. Para Tutor dapat melakukan pengajaran atau melakukan bimbingan secara daring maupun luring.

Kondisi Empiris

Nuryani dan Handayani (2020) Guru sebagai pendidik di era 4.0 diharapkan menguasai 6 kompetensi guna mendukung proses pembelajaran pada masa perkembangan teknologi yaitu (1) Critical Thinking and Problem solving (keterampilan berpikir kritis dan pemecahan masalah), (2) Communication and collaborative skill (keterampilan komunikasi dan kolaborasi), (3) Creativity and innovative skill (keterampilan berpikir kreatif dan inovasi), (4) Information and communication technology literacy (Literasi teknologi informasi dan komunikasi), (5) Contextual learning skill, (6) Information and media literacy (literasi informasi dan media). Pada paparan diatas disebutkan bahwa seorang guru atau Tutor pada era 4.0 sekaligus di masa pasca pandemi ini perlu memiliki kemampuan untuk berkolaborasi, seorang Tutor dapat berkolaborasi dengan metode blended learning untuk meningkatkan motivasi belajar para pelajar pasca pandemi. Contoh dari seorang Tutor yang menggunakan metode blended learning adalah bekerja sama dengan para pembelajar untuk bertatap muka pada kelas sembari menggunakan Learning Management System sebagai sistem yang dapat peserta didik gunakan untuk belajar. Terdapat keuntungan yang diperoleh dalam kolaborasi Tutor dengan blended learning yaitu ikatan antara pengajar dengan pembelajar menjadi lebih baik seperti yang disebutkan oleh Krasnova dan Demeshko (2015) "The most effective way of tutor-mediated support in the form of distant interaction is to provide a feedback by commenting on students' progress, learning speed, success of tasks completion." Dengan begitu para pembelajar dapat mengetahui masukan dari Tutor mengenai kesuksesan belajarnya hal tersebutlah yang dibutuhkan oleh para pembelajar dikarenakan mereka dapat melakukan improvisasi kedepannya untuk meningkatkan kualitas belajarnya dengan baik dan benar. Terdapat salah satu hal yang dapat Tutor perhatikan dalam mendukung metode blended learning ini Menurut Throne (2003) Enjoy new experiences and opportunities from which they can learn. Tutor haruslah peka terhadap hal ini, pembelajar perlu proses untuk meningkatkan kualitas dirinya dari pengalaman yang mereka pelajari yang nantinya akan meningkatkan kualitas pendidikan pada dirinya.

Konsep Teori 

Menurut Krasnova dan Demeshko (2015) In order not to feel isolated and have excessive freedom online students should have support provided by a tutor, There are 4 learning functions from virtual tutoring (1) Pedagogical, (2) Social, (3) Managerial, (4) Technical. Terdapat 4 fungsi belajar dalam ruang virtual yang disediakan oleh Tutor agar para pembelajar dapat saling membantu yaitu:

Pedagogik

Menurut Yufita (2021) Indikator kompetensi pedagogik yang perlu ditingkatkan pada masa pandemi Covid-19 adalah keterampilan guru dalam memanfaatkan media belajar, terutama media pembelajaran yang berbasis teknologi. Mengapa pengajar pun perlu untuk meningkatkan keterampilannya pada pemanfaatan teknologi ini? Hal tersebut dikarenakan pembelajar dengan pengajar memiliki tingkatan yang serupa, dapat dikatakan jika guru adalah murid dan murid adalah guru atau hal ini lebih dikenal dengan istilah Student Centered Learning. Menurut Ramadhani (2017) Student Centered Learning (SCL) adalah salah satu metode pembelajaran yang berpusat pada mahasiswa. Pendekatan ini cukup efektif karena memberikan ruang kebebasan dan kesempatan kepada peserta didik.

Sosial

Seorang Tutor harus memiliki sikap dan perilaku untuk membangun kerja sama dengan orang lain yang stabil. Menurut Karl Alberch dalam (Jasman, 2012) terdapat 5 dimensi kecerdasan sosial, diantaranya (1) Situational Awareness, (2) Presence, (3) Authenticity, (4) Clarity, (5) Emphaty. Tutor dapat saling berkomunikasi dengan pembelajar terkait kebutuhan dan sebagainya.

Manajerial

Ini diperlukan sebagai upaya Tutor untuk mengatur kursus atau kegiatan pembelajaran agar tetap sejalan dengan tujuan utamanya.

Teknis

Merupakan Intervensi terkait dengan masalah masalah teknis yang berbeda.

Implementasi di Indonesia

Di Indonesia sendiri sudah banyak para pengajar termasuk seorang Tutor yang memanfaatkan teknologi untuk menunjang proses pembelajaran. Hal ini dikarenakan hampir seluruh kegiatan pembelajaran dilakukan menggunakan teknologi, terbukti jika penggunaan platform digital seperti Zoom dan Google Meeting masih sering dipakai untuk melakukan pembelajaran daring. Terdapat banyak peran Tutor di Indonesia sebagai contoh ialah Tutor dalam pendidikan kesetaraan, Tutor bimbingan pelatihan dan sebagainya. Penggunaan TIK dapat mendukung proses pembelajaran pada PKBM (Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat) dikarenakan pada PKBM didalamnya terdapat peserta didik yang berasal dari kalangan umum sehingga di PKBM ini tidak terpaku terhadap usia para peserta didik, banyaknya peserta didik yang tidak memiliki waktu untuk melakukan kegiatan pembelajaran di kelas maka pembelajaran secara daring hadir untuk mengatasi hal tersebut yaitu dengan menggunakan Learning Management System dan platform digital seperti Zoom dan Google Meeting. Maka dari itu seorang Tutor juga perlu pelatihan terhadap dirinya sendiri mengenai pemanfaatan TIK agar dapat bekerja sama dengan para pembelajar untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia pasca pandemi sekaligus meningkatkan literasi keahlian digital di era perkembangan teknologi 4.0. Utomo (dalam Husain, 2022) menjelaskan bahwa pada saat ini justru dibutuhkan tutor-tutor terbaik yang memahami dinamika kelas dan memanfaatkan teknologi guna mengedukasi warga belajar. Dari paparan diatas dapat dikatakan bahwa Profesi Tutor yang paham cara memanfaatkan antara Teknologi dengan Pendidikan guna mengedukasi masyarakat itu sangat dibutuhkan apalagi di masa pasca pandemi dan era perkembangan teknologi 4.0

Penutup

Terhambatnya proses pendidikan di Indonesia yang disebabkan oleh pandemi Covid-19 menuntut pemerintah untuk melarang adanya kegiatan tatap muka, hal itu menjadi sesuatu yang tak dapat dihindari baik pengajar maupun pembelajar. Namun muncul berbagai ide untuk mengatasi hal tersebut yaitu dengan cara melakukan kolaborasi pembelajaran antara Tutor dengan blended learning, hal tersebut diimplementasikan oleh Tutor masa kini untuk meningkatkan motivasi belajar dan membimbing warga belajar agar dapat meningkatkan kualitas pendidikan baik pembelajar ataupun pengajar itu sendiri demi meningkatkan kualitas pendidikan pasca pandemi dan untuk meningkatkan kemampuan digital pada era perkembangan teknologi 4.0. Terdapat 4 fungsi belajar dalam ruang virtual diantaranya (1) Pedagogical, (2) Social, (3) Managerial, (4) Technical. 

Dan dalam pengimplementasian Tutor dengan blended learning ialah dengan menggunakan sistem Learning Management System dan platform digital seperti Zoom dan Google Meeting hal tersebut dilakukan guna mengajar warga belajar pada PKBM untuk menyesuaikan dengan warga belajar yang tidak memiliki waktu untuk menghadiri kelas secara luring. Berbagai cara telah dilakukan demi peningkatan kualitas pendidikan pasca pandemi tidak hanya pembelajar saja melainkan para pengajar pun ikut belajar mengenai pelatihan TIK, upaya tersebut dilakukan demi meningkatkan kualitas pendidikan di semua kalangan baik pembelajar maupun pengajar itu sendiri di masa pasca pandemi ini.

Daftar Pustaka 

  Abdullah, Walib. "Model blended learning dalam meningkatkan efektifitas pembelajaran." Fikrotuna 7.1 (2018): 855-866.

  Husain, R. (2022). Mutu Layanan Tutor Dalam Pembelajaran Berbasis Teknologi Revolusi Industri 4.0 Di SKB Kabupaten Bone Bolango Ditinjau Dari Kreativitas Tutor Dan Motivasi Berprestasi Warga Belajar Paket B. Aksara: Jurnal Ilmu Pendidikan Nonformal, 8(1), 213-226.

  Jasman, Jasman. "Kompetensi Sosial Kepala Madrasah Dan Guru Dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan Islam." Belajea: Jurnal Pendidikan Islam 2.2 (2017): 181-214.

  Kemendikbud (2021) diakses melalui https://www.kemdikbud.go.id/main/blog/2021/12/dorong-pemulihan-pembelajaran-di-masa-pandemi-kurikulum-nasional-siapkan-tiga-opsi

  Krasnova, Tatiana, and Maria Demeshko. "Tutor-mediated support in blended learning." Procedia-social and behavioral sciences 166 (2015): 404-408.

  Nuryani, D., & Handayani, I. (2020, April). Kompetensi Guru Di Era 4.0 Dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan. In PROSIDING SEMINAR NASIONAL PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG.

  Ramadhani, Hetti Sari. "EFEKTIVITAS METODE PEMBELAJARAN SCL (STUDENT CENTERED LEARNING) DAN TCL (TEACHER CENTERED LEARNING) PADA MOTIVASI INSTRINSIK & EKSTRINSIK MAHASISWA PSIKOLOGI UNTAG SURABAYA ANGKATAN TAHUN 2014 "2015." Persona: Jurnal Psikologi Indonesia 6.2 (2017): 66-74.

  Throne, K. (2003). Blended Learning: How to Integrate Online & Traditional Learning. London: Kogan Page Limited. Diakses melalui https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=https://kenanaonline.com/files/0011/11429/Blended-Learning.pdf&ved=2ahUKEwixjKevnr37AhVsTmwGHZ1VBR8QFnoECBsQAQ&usg=AOvVaw2F3BR1d0vMntAsiq4bkS0g

  Yufita, Yufita, Hotmaulina Sihotang, and Witarsa Tambunan. "Peningkatan Kompetensi Pedagogik melalui Pelatihan Teknologi Informasi Komunikasi dan Pendampingan Kepala Sekolah pada Masa Pandemi Covid-19 di Sekolah Dasar." Edukatif: Jurnal Ilmu Pendidikan 3.6 (2021):

  Yustian, Gina. "Peran Tutor untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Peserta Didik dalam Pembelajaran Mandiri." Jurnal Pendidikan Non Formal Dan Informal 7.2 (2015).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun