Mohon tunggu...
MOCHAMAD RACHMAT S P
MOCHAMAD RACHMAT S P Mohon Tunggu... Mahasiswa - MAHASISWA UNIVERSITAS TEKNOLOGI DIGITAL BANDUNG

Mahasiswa Universitas Teknologi Digital Bandung Angkatan 2020

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Efektifitas Penerapan Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit untuk Meningkatkan Kinerja Karyawan

21 Mei 2024   18:30 Diperbarui: 21 Mei 2024   19:14 490
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar Kerangka Pemikiran Sumber: Mismail Tahun 2017 

(Supartiningsih, 2017), mengatakan rumah sakit adalah suatu organisasi yang dikelola oleh tenaga medis professional yang terorganisir, mempunyai sarana dan prasarana kesehatan, menyelenggarakan pelayanan yang berkesinambungan, serta memberikan pelayanan diagnostic dan terapeutik kepada pasien.

(Bramantoro, 2017), mengatakan rumah sakit adalah fasilitas pelayanan medis yang secara efisien dan efektif melaksanakan inisiatif kesehatan, termasuk penyembuhan dan pemulihan, inisiatif peningkatan dan pencegahan kesehan, dan inisiatif rujukan.

 

  • Kinerja

Kinerja menurut istilah berasa dari kata prestasi kerja atau prestasi kerja sesungguhnya yang dicapai oleh seseorang.  Menurut (Hesti Widianti, 2022) mengatakan bahwa kinerja adalah singkatan dari kinetika energi kerja (work energy kinetics), dan disebut performance dalam bahasa inggris.  Sedangkan, dalam konteks manajemen, kinerja mengacu pada prestasi kerja atau hasil pekerjaan seseorang berdasarkan kuantitas dan kualitas yang dicapai orang tersebut dalam melaksanakan tugas-tugas yang menjadi tanggung jawabnya.

Menurut Griffin (2015), definisi kinerja adalah keseluruhan perilaku terkait pekerjaan yang diharapkan organisasi dari seorang individu.  Tingkat kerja seseorang dapat mempengaruhi kemungkinan promosi, penugasan proyek yang lebih menantang, kenaikan gaji, dan pengakuan atas kontribusi mereka terhadap organisasi.  Selain itu, kinerja yang baik juga dapat memperkuat reputasi dan citra seseorang di tempat kerja, yang pada gilirannya dapat membuka peluang-peluang baru dalam karir mereka.

  • Penelitian Terdahulu

(Werther dan Davis, 2014), mengemukakan sumber daya manusia diartikan sebagai pegawai yang bersedia, mampu, dan penuh perhatian untuk mencapai tujuan organisasi.  Mereka merupakan asset yang penting dalam mencapai kesuksesan.  Werther dan Davis menyatakan bahwa aspek utama sumber daya manusia adalah kontribusinya terhadap organisasi, yaitu seberapa besar perannya dalam mencapai tujuan dan memenuhi kebutuhan organisasi.  Di sisi lain, aspek mendasar dari keberadaan manusia adalah perlakuan dan kontribusi organisasi terhadap individu, yang pada akhirnya mempengaruhi kualitas hidup dan kinerja individu.  Hal ini menekankan pentingnya perlakuan dan dukungan organisasi terhadap karyawan, yang akan berdampak pada kinerja dan kesejahteraan mereka.

Menurut (Harianja dalam M. Kadarisman, 2013), pelatihan dan pengembangan adalah konsep yang memiliki kesamaan tujuan yaitu menambah pengetahuan, keterampilan dan kemampuan.  Pelatihan berfokus pada peningkatan kemampuan untuk melakukan tugas tertentu yang terkait dengan pekerjaan sekarang.  Hal ini melibatkan pengajaran keterampilan praktis yang langsung relevan dengan pekerjaan yang sedang dijalankan.  Penggembangan berfokus pada perluasan pengetahuan dan keterampilan yang berkaitan dengan melakukan tugas-tugas yang lebih umum pada masa depan.  Pendekatan pengembangan seringkali mencakup konten pembelajaran yang lebih komprehensif, seperti pengembangan keterampilan interpersonal, kepemimpinan, atau pemecahan masalah yang dapat diterapkan dalam berbagai situasi kerja.  Keduanya penting untuk meningkatkan kemampuan individu dan efektivitas organisasi, dan seringkali dilakukan secara terintegrasi agar tercapai hasil yang maksimal dalam pengelolaan sumber daya manusia.

Penelitian yang dilakukan oleh (Syafei, dkk, 2014), mengenai tidak konsistennya kualitas pegawai disebabkan oleh beberapa faktor, khususnya mutu sumber daya manusia (SDM) itu sendiri.  Penelitian ini menyoroti kebutuhan mutlak untuk memiliki talenta yang cukup berkualitas dan kompeten di dunia kerja.  Pasokan kerja yang berkualitas dan berkemampuan dalam jumlah yang cukup mutlak diperlukan.  Hasil penelitiannya menyimpulkan bahwa kualitas dapat dihasilkan dari beberapa faktor.  Melalui basis pengetahuan yang kuat yang disesuaikan dengan bidang pekerjaannya.  Pegawai yang memiliki pengetahuan mendalam dibidangnya cenderung menghasilkan kualitas kerja yang lebih tinggi dibandingkan dengan pegawai yang tidak memiliki dasar pengetahuan yang memadai.  Peningkatan kualitas karyawan melalui pelatihan dan pengembangan terus-menerus.  Karyawan yang mengikuti pelatihan intensif dan workshop cenderung lebih dapat diandalkan dalam kinerja mereka.  Proses pelatihan tersebut membantu mereka untuk terus mengasah keterampilan dan pengetahuan terkait pekerjaan, sehingga meningkatkan kemampuan dan kualitas kerja secara keseluruhan.

Gambar Kerangka Pemikiran Sumber: Mismail Tahun 2017 
Gambar Kerangka Pemikiran Sumber: Mismail Tahun 2017 


           ***Penulis : Mochamad Rachmat Sepyuanandar Priotomo, Mahasiswa Universitas Teknologi Digital (Digitech University)

                                                                                      DAFTAR PUSTAKA

Bramantoro, Taufan. (2017). Pengantar Klarifikasi Dan Akreditasi Pelayanan

Kesehatan.Jakarta: Airlangga University Press.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun