Mohon tunggu...
Mochamad Khoirul Anam
Mochamad Khoirul Anam Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa S1 Keperawatan Universitas Airlangga

Perkenalkan saya Mochamad Khoirul Anam, yang akrab disapa Arul, lahir di Lamongan pada tanggal 16 September 2004. Saat ini, saya menempuh pendidikan S1 Keperawatan di Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga. Bagi saya, setiap tantangan adalah peluang emas untuk belajar dan tumbuh. Keterlibatan saya di berbagai kegiatan dan kepanitiaan, seperti Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM), menunjukkan komitmen saya dalam berkontribusi untuk komunitas saya. Di sana, saya belajar menjadi pemimpin yang efektif, bekerja sama dengan orang lain, dan mengembangkan kemampuan organisasional yang luar biasa. Keaktifan saya ini juga membuktikan bahwa saya adalah pribadi yang tidak hanya fokus pada akademik, tetapi juga memiliki kepedulian sosial yang tinggi. Nama saya Mochamad Khoirul Anam, atau Arul, merupakan kiasan dari pribadi yang luar biasa dengan segudang potensi dan dedikasi. Dengan tekad dan semangat yang saya miliki, tidak diragukan lagi bahwa saya akan terus berkarya dan memberikan kontribusi positif bagi masyarakat dan dunia kesehatan di masa depan.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Menelusuri Transformasi Pengkaderan Mahasiswa dari Masa ke Masa

3 Juni 2024   10:07 Diperbarui: 3 Juni 2024   10:44 173
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Memasuki era digital, pengkaderan mahasiswa baru dihadapkan pada tantangan dan peluang baru. Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi mengubah cara mahasiswa berinteraksi, belajar, dan berorganisasi. Media sosial, platform e-learning, dan aplikasi komunikasi menjadi alat utama dalam perkaderan mahasiswa baru. 

Di satu sisi, era digital menawarkan berbagai kemudahan. Mahasiswa dapat mengakses informasi dengan cepat, berkomunikasi secara efisien, dan mengorganisir kegiatan dengan lebih mudah. Selain itu, era digital juga memungkinkan mahasiswa baru untuk terhubung dengan mahasiswa dari berbagai universitas di seluruh dunia, membuka peluang untuk kolaborasi internasional. Namun, di sisi lain, era digital juga membawa tantangan tersendiri. Kemudahan akses informasi sering kali disertai dengan risiko tersebarnya informasi yang tidak akurat atau hoaks. 

Selain itu, interaksi virtual sering kali kurang mendalam dibandingkan interaksi langsung, sehingga dapat mengurangi efektivitas proses perkaderan. Mahasiswa baru mungkin merasa kurang terhubung secara emosional dengan teman-teman dan organisasi mereka jika interaksi hanya dilakukan secara online. Untuk mengatasi tantangan ini, organisasi mahasiswa perlu mengadaptasi strategi pengkaderan mereka. 

Penggunaan teknologi harus diimbangi dengan pendekatan yang humanis dan interaktif. Pelatihan dan kegiatan tatap muka tetap penting untuk membangun hubungan interpersonal dan memperkuat semangat kolektif. Selain itu, literasi digital menjadi keterampilan yang sangat penting bagi mahasiswa baru untuk dapat memilah informasi yang akurat dan menghindari hoaks.

Pandemi COVID-19 yang melanda dunia pada tahun 2020 membawa tantangan besar bagi pengkaderan mahasiswa baru. Pembatasan sosial dan pembelajaran jarak jauh membuat kegiatan pengkaderan yang biasanya dilakukan secara langsung harus beralih ke format daring. 

Hal ini menuntut organisasi mahasiswa untuk beradaptasi dan berinovasi dalam menyelenggarakan perkaderan. Kegiatan pengkaderan  seperti pengenalan kampus, pelatihan kepemimpinan, dan kegiatan sosial harus diubah menjadi format virtual. Webinar, video conference, dan platform e-learning menjadi alat utama dalam proses pengkaderan. 

Meskipun menghadapi berbagai kendala teknis dan logistik, banyak organisasi mahasiswa yang berhasil menyelenggarakan perkaderan secara efektif dengan memanfaatkan teknologi. Pandemi juga mendorong mahasiswa baru untuk lebih mandiri dan adaptif. Mereka harus belajar mengelola waktu, mengatur prioritas, dan beradaptasi dengan lingkungan belajar yang baru. 

Selain itu, pandemi juga membuka kesadaran akan pentingnya kesehatan mental dan dukungan sosial. Organisasi mahasiswa mulai lebih memperhatikan kesejahteraan mental mahasiswa baru, dengan menyediakan layanan konseling dan kegiatan yang mendukung kesehatan mental.

Pengkaderan mahasiswa baru memiliki dampak yang signifikan terhadap masyarakat. Mahasiswa yang terlibat dalam pengkaderan cenderung memiliki kemampuan berpikir kritis, kepemimpinan, dan kesadaran sosial yang tinggi. Mereka sering kali menjadi agen perubahan di masyarakat, dengan terlibat dalam berbagai kegiatan sosial, advokasi, dan pemberdayaan masyarakat. Perkaderan yang efektif dapat menghasilkan pemimpin-pemimpin masa depan yang memiliki integritas, visi, dan komitmen untuk memperjuangkan kepentingan rakyat. 

Banyak tokoh penting di Indonesia yang mengawali karier mereka melalui organisasi mahasiswa dan proses perkaderan yang intensif. Pengkaderan yang baik dapat membekali mahasiswa baru dengan keterampilan dan pengetahuan yang diperlukan untuk berkontribusi dalam pembangunan bangsa dan negara. 

Selain itu, perkaderan mahasiswa baru juga berperan penting dalam membangun jaringan sosial dan profesional. Mahasiswa baru yang terlibat dalam pengkaderan memiliki kesempatan untuk bertemu dan berinteraksi dengan banyak orang dari berbagai latar belakang. Jaringan ini tidak hanya bermanfaat selama masa studi, tetapi juga dalam karier profesional mereka di masa depan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun