Dan semacam inilah yang membuat saya sepakat dengan komentar-komentar Lewiss Call terhadap para begawan post-strukturalis seperti Foucault yang hendak mengkritisi rasio atau irasio dalam elaborasinya mengenai korpus post-modern non-hierarkis, ataupun seperti Derrida yang sangat berkontradiksi dengan korpus Cartesian sehingga ia mempostulatkan metode differance untuk mengantisipasi timbulnya kepercayaan semu terhadap keagungan subjek universal. Dengan kata lain, spiritus ialah perwujudan cair dari dari kekakuan rasio pun kekakuan irasio, materi pun imateri, yang akan menghantarkan manusia kepada ketentraman yang autentik secara berkelanjutan.
Tentu saja, ketentraman yang saya maksud ialah sebuah kosmos intersubjek. Namun tentunya pula kosmos tersebut tidak akan bisa tercipta atau sukar terealisasi apabila kita semua tidak merenungi sekaligus mencecapi genealogi individu skala kecil serta ontologi asketistik sebagai pembuka gerbang menuju kedalaman relung-relung spiritus yang menentramkan, atau melakukan sabotase mikro-ontologis yang autentik dengan unsur-unsur spiritus tersebut bila memang sangat diperlukan.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI