Mohon tunggu...
Afif Ahmad
Afif Ahmad Mohon Tunggu... Teknisi - Pejantan

seorang pembelajar dan berusaha menjadi orang yang baik

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Cinta Sepanjang Waktu

20 Oktober 2015   11:03 Diperbarui: 20 Oktober 2015   11:18 59
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Cekcok pun terjadi di kamar keluarga. Pun semakin panas setelah Dino benar-benar lupa niat yang ingin direalisasikannya itu. “ aku tuh capek. Kerja seharian, pulang malah kamu omelin begini”. Omel Dino kepada Nisa. “ Apa, kamu bilang kamu capek. Dulu, waktu aku mau kerja, kamu bilang aku gak boleh kerja. Liat ijazah ku, liat gelar yang disematkan padaku. Menjadi sia-sia setelah menikah denganmu.” Balas Nisa yang tak kalah sengit. “ DIAM..... Ini tanggung jawabku.” Bentak Doni sambil membanting Remote TV.

Nisa pun lari kedalam kamar, Dia menangis tersedu-sedu, hatinya teriris. Ditatapnya langit-langit dan bergumam, “ Apa salahku, apa aku tak ada hak untuk membantunya, Tuhan,.”. sementara di ruang keluarga, Dino yang masih kesal memasukkan tangannya ke dalam saku celana. “ Ya ampun, aku lupa. Tak heran dia begitu marah padaku.” Gumamnya penuh penyesalan.

            Dengan bergegas Dino pun masuk ke kamar. Dilihatnya Nisa yang masih tersendu-sendu. Dan, dihampirilah olehnya. “ maafkan aku, aku kelewatan.” Ujar Dino sambil mengusap air mata Nisa. Keheningan pun terjadi, tak ada sepatah kata yang keluar dari mulut Nisa. “Kamu sudah tua ya Nis.” Ledek Dino kepada Nisa. Satu cubitan nakalpun mendarat di perut Dino tanda Nisa sudah memaafkannya.

“Oh, iya Nis.... Terima kasih sudah Mau menjadi istriku. Sudah mau menjadi Ibu bagi anak-anakku.”  Ucap Dino sambil mengeluarkan kalung yang ia beli dan langsung memasangnya di leher Nisa. Nisa pun terperanjat, dipandanglah wajah suaminya. Sebelum nisa sempat berucap, Dino pun langsung mengatakan sesuatu. “ Hehehe... tenang saja, aku tak pernah lupa koq. Bagaimana bisa aku lupa hari dimana orang yang aku cintai lahir di dunia ini.” Wajah Nisa pun menunduk dan ia pun berujar, “ Papah, maaf yah, aku tadi kelewatan.” Sesal Nisa. “tak apa mah, aku sudah memaafkannya koq.” Jawab Dino sambil mengembangkan senyum.

“ Terima kasih juga ya pah, telah menjadi suamiku, menjadi Ayah bagi anak-anakku dan menjadi pahlawan bagi hidupku. Aku mencintaimu, Papah....” Ucap Nisa. “Aku juga mencintaimu Nis, Semoga ini abadi untuk selamanya ya Nis. Love You....”. Ujar Dino sambil memeluk Nisa dan menciumnya hingga seterusnya... seterusnya... dan seterusnya.... Hehehehehe....

............................................................. SELESAI ..................................................................

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun