Mohon tunggu...
Mochacinno Latte
Mochacinno Latte Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

day dreamer, art holic, coffee holic, painter, technocrat wanna be, author for his own satisfaction, idea creator

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Ontran-ontran Ngarcopodo Seri 10 | Peradaban Majnun

15 September 2018   22:06 Diperbarui: 16 September 2018   00:15 409
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Toon... Wooi.. katooon giliranmu". Hardik Lennon pada Katon, yang sedari tadi melamun memelototi tujuh buah kartu remi di tangannya.

"Wee dalaah, iyo kang iyo rasah nggetak-nggetak bikin kaget". Kaget katon oleh hardikan lennon, kekagetan itu membawa kembali pikiran katon di alam sadarnya.

"Nyoooh ini" lanjutnya membanting  3 kriting.

Asyik mereka bermain kartu Lennon, Katon dan Bagong. Malam itu ba'da Isya, bertiga kebetulan mendapat giliran ngeronda di Kampungnya. Selepas Isya mereka segera saja berkumpul dan nyakruk alias nongkrong syahdu di Pos Kamling Desa Parang Pojok. Temaram sinar purnama membuat malam semakin syahdu dan nikmat untuk sekedar berkumpul atau bergiliran siskamling. Mungkin jaman sekarang ini sudah jarang ada siskamling karena para konglomerat dan orang-orang kaya atau manusia-manusia kelas menengah lebih senang tinggal di cluster perumahan yang notabene sudah ada penjaga keamanan nya.  

"Edyaan dari tadi kartunya jelek terus, jelek melulu, kamu ngasut kartunya yang bener dong Kang Bagong, pasti curang ya?" damprat Katon pada Bagong menuduh.

"ho oh aku juga, sial bener hari ini, moso aku lagi yang muter kampung nanti, sudah pagi tadi istri marah-marah minta dibelikan kutang baru, kalain tahu juga kan kalau dollar lagi naik. Sekarang, gara-gara nasib sial kartu jelek harus muter patroli, huh!!" Lenon menggerutu dengan keadaannya.

Telah disepakati bersama, bahwa yang kalah main kartu paling banyak harus muter patroli kampung, yang kalah nomor dua harus beliin kopi dan panganan, sedang yang menang boleh jaga pos ronda dan patroli rea sekitarnya saja.

"Dapuranmu Non, mikir dollar segala, Wong kamu beli kutang paling ya di Pasar Inpres samping itu. Pakai acara bawa-bawa dollar segala" Ujar Katon yambar gerutu Lennon sembari banting kartu.

"iya dollar naik, ho-oh, sudah begitu ekonomi tak stabil pokoknya saya tidak suka dengan pemimpin yang sekarang ini. Jadi tahun pemilihan selanjutnya harus diganti, diganti dengan Jagoanku yang lebih gagah dan ganteng dan pasti mumpuni?" Bagong menambah kan dengan semangat, karena merasa ada bahan.

"Opo to kok jadi kesana Gong" Lennon kurang sependapat. " Saya ini mengeluh seharusnya pemerintah itu lebih bisa melakukan kebijakan preventive sejak dini" bantingan kartu Lennon disertai ocehannya.

"Lho nyatanya presidenmu itu ndak mutu. Sekarang ada isu banyak warga Tiongkok banyak masuk, katanya juga komunis, janji-janji mana ada yang dilakukan, huh.. pokok e ganti ya ganti rasah crewet" Bagong menyerang dengan ganas, macam emak-emak berebut diskon hari raya.

"Dari-pada calonmu, sudah terbukti??, Calon presiden kok duda, katanya juga calon situ dari keluarga beragama non. Yang situ sendiri katanya fanatik islam. Hypocrite itu!!, mau menang sendiri? Prestasinya apa. Pokok nya harus Pakde lagi" Lennon berkelit lalu kemudian melakukan serangan balik yang tak kalah ganas.

Keki Katon mendengar percakapan itu. "wis ndak usah pada berisik, kayak yang tahu politik saja, paling juga bacaannya koran kampung dan majalah bobo... jangan ikut-ikutan sok tahu dan sok pinter" timpalnya.

"BRaaak" Bagong mbanting kartu dengan kuat. " haha.. jadi aku menang lagi, hari ini tidur saja di pos ronda sambil liat bola hahaha" ngejek Bagong pada dua kawannya itu.

Bagong berdiri njoget sambil megangin sarung yang dikenakan nya. Menggelinjang dan senang bukan kepalang seperti halnya pada Wakil Rakyat dapat Proyek gelap dari pengusaha.

"naaaaah ini apaaa...!!!!" Teriak Katon dan Lennon bersamaan, menunjuki dan mengambil beberapa lembar kartu remi yang berjatuhan dari sarung Bagong. Ternyata sedari-tadi disembunyikan Bagong di balik sarungnya. Bagong tercyduk kikuk mematung dia tak bisa mengelak, tapi bukan bagong namanya kalau tidak beralasan.

"hehe jangan menuduh yang sembarangan, hoax ini, jangan menyebar isu yang tidak-tidak, ini kartunya cuman kebetulan nemplek, nempel di sarung dan kedudukan, enak saja." Elak Babong bagai politisi ketahuan sedang ngutil duit rakyat.

"Ini jelas ketahuan mau apa lagi Goong" Lennon keki dibuatnya, tangan Lennon menyahut sarung bagong, ditariknya.

"Kamu jangan jadi Buzzer murahan ala sosmed ya Non" Elak bagong, tangnanya dikibaskan menangkis amitan Lennon kesarungnya.

"Waah kalau ini jelas tipu-tipu tak perlu buzzer lagi" Sergap Katon kepada Bagong.

Bagong kecut tak berkutik. " wis gini, kita ulangi ya tapi aku dapat skor"

"Ndak bisa harus kita tuntaskan" Lennon tidak terima dan segera saja mencopot sarung dan diletakkannya di atas TV.

Sejurus kemudian terjadi perdebatan dan pergulatan kecil di poskamling itu, malam yang tadinya syahdu nan romantis dengan temaram sinar bulan purnama berubah menjadi keruwetan anggota DPR membuat UU a lot nan penuh intrik.

Melompat Lennon berusaha mithing dan menindih Bagong, tidak terima karena merasa dibodohi. Namun tak kalah gesitnya bagong, mengeluarkan jurus "belut lari dari kejaran istri muda". Bagong berkelit dari pitingan Lennon, melesat ke pojok poskamling berukuran 2.5x2.5 meter itu.

"Jiaat .... " Pekik Katon mengulangi serangan Lennon ke Bagong. Sekonyong-konyong Katon mengeluarkan jurus anaconda choke macam petarung MMA.

"Tampanen kridaku, tak Jejeg dadamu nek ora pecah dadi pitu ojo diundang aku Raden Katon samber Nyowo*)" Melompatlah Katon "Gabrusssss.... Gubraaak" loncatan dan terkaman Katon sukses mendarat ke tubuh Bagong. Bagong ambruk tak berdaya diterkam Katon, Tak menyia-nyiakan kesempatan lagi, Lennon yang sedari tadi kehilangan langkah, langsung berbalik dan meloncat, menerjang ke arah tubuh Badong yang sudah terkunci oleh Katon.

Kejel-kejel meronta-ronta tak berdaya Bagong dibuat nya, mereka pithing-memithing tak karu karuan.

"kalian curang kalian curang, Beraninya main keroyokan, kalian beraninya keroyokan ini persekusi, bajindul tenan... lepasin." Bagong mengembik sejadi-jadinya, namun pitingan dan kuncian Katon dan Lenon yang membabi-buta itu tak kenal saudara, perkoncoan sampai kolega kepartaian, pokoknya babat semua.

Katon sendiri tak kalah bringas, hidung bagong, satu-satunya jalan kehidupan bagi Bagong dipithesnya dipencet hidungnya mlengos kesana-kemare. Kelakar tiga manusia jaman now itu tiada pernah selesai, ada saja masalah yang diperdebatkan dan dipertentangkan.

"BADALAAAAAAA........!!!!!!" Suara keras nan lantang mengagetkan mereka, datang dadakan bak gerombolan satpol PP hendak menggusur lapak warga, tiba-tiba dan mengagetkan. Sejurus kemudian disusul, "BYUURRRRR..!!"Air seember datang menghantam Katon, Lennon dan Bagong bak air bah di siang bolong.

Memang di sebelah Pos Kamling Desa Parang pojok itu disediakan beberapa fasilitas kecil untuk warga yang sedang ronda, seperti TV di pojokan ruangan, beberapa kartu remi dan domino, catur dan kamar mandi kecil di sebelah Poskamling.

Mecungul alias muncul kepala kyai Srondol dari luar ruang poskamling. "hahahahaha Topaah topaah, ada kucing lagi rebut, suasana jadi panas tak terkendali, ane guyur air saja biar dingin... HAHAHA...!!"  nyikikiklah Kyai Srondol kegirangan. Yang tersiram kaget bukan kepalang. Kaget dengan gertakan Kyai srondol, ditambah dengan guyuran air se-ember.

Lengkaplah kesialan mereka, "Wooo Kyai bajindul.... Kurang aseeem..." Protes Lennon.

Ketawa puas Kyai Srondol, terpingkal-pingkal memegangi perut dan kopiahnya. "hahahaa.. hihihi... kalian seperti ayam kecemplung empan, bahahaha" berlanjutlah tawa Kyai Srondol.

Sedianya Kyai Srondol pulang dari pengajian di Masjid Desa Parang Pojok. Kyai Srondol tak sendirian namun berbarengan dengan Anna anak semata wayang Yu Ginah. Begitu sampai di pertigaan gang sebelah dengan Poskamling, terdengar pertengkaran kecil dari paman-paman yang sedang mendapat giliran siskamling itu. Lalu mendekatlah mereka untuk mencari tahu apa gerangan yang sedang terjadi. 

Ternyata seperti biasa trio sableng Lennon, Katon dan Bagong sedang adu pengaruh masalah politik dan berlanjut pada pergulatan ala koboi kampung, tentu saja hal itu menarik perhatian Kyai Srondol dan Anna. Maka disiramlah mereka berdua dengan air seember dari kamar mandi pos jaga.

"Cekikikiki.... Abang-abang ini semakin tua semakin lucu dan kalau basah begitu semakin seksi boo.. perutnya yang buncit 4 bulan semakin transparan, bikin akyuu pengen nampol pakai sandiaaaal"

Ketawa dan ejek Anna semakin membuat malu, yang sedianya mangkel dengan kelakuan Kyai Srondol berubah menjadi malu bin isin dengan solah tingkah mereka sendiri.

"Eeh ada Dek Anna.." Bagong malu dan Nyingsut sembunyi di balik pintu Poskamling dan sesekali ngintip mengeluarkan kepalanya.

"Kyai gendeng.. edyaan sampeyan, dingin ini, melerai ya melerai, tapi kalau kaya gini kita jadi repot to?" Umpat Katon pada Sang Kyai.

Sedang Lennon mbesengut membisu kedinginan. Disulut rokonya yang separo basah kena siraman air Kyai Srodol tadi.

"ngopo to ngopo, ada apa ini, kalian itu jangan ikut-ikutan. Kejadian tawur di depan warung Yu ginah beberapa saat lalu belum cukup to? Wong edan Kabeh" lalu lanjut Kyai Srondol. "Yang kalian cari apa? Kita ini sudah jadi Majnun semua. Tergila-gila pada pilihan sehingga menghilangkan akal sehat dan nafsu yang tersisa, ya ini nih namanya Peradaban Majnun" Hardik Kyai Srondol meneruskan.

"Sampeyan itu yang Majnun mbah Srondol, mangkel aku, rokok ku basah, aku pulang ndak jadi ronda malam ini .. been biarin..." Lenon ngambek, mulutnya bersungut-sungut tapi badan menggigil kedinginan.

"Ngene lho poro Den Bagus sekalian. Kalian ingat cerita Laila-Majnun ndak? Tahu kan? Tak ceritain" lalu Kyi Srondol menempatkan diri masuk dan duduk di dalam Pos Ronda diikuti Anna dan Bagong, Katon dan Lennon. "Si Majnun itu adalah seorang pangeran kaya yang tergila-gila pada gadis biasa yang bernama Laila. Suatu ketika dia ingin sekali melihat wajahnya Laila. karena rindu yang sangat mendalam. berhubung Si Majnun ini malu kalau ketahuan orang maka dia merangkak, mbrangkang mengikuti rombongan domba yang kebetulan lewat depan rumah Laila, hanya supaya bisa melihat Laila, sangat tak masuk diakal" Kyai Srondol menceritakan kisah Laila Majnun dengan fasehnya.

"Masih juga karena kisah Rindu dan sayangnya Majnun kepada Laila. Ternyata derita rindu Majnun tidak mudah disembuhkan. Ternyata hari-hari berikutnya justru kadar kangen dan cintanya Majnun semakin menggebu-begu. Kali ini dia ingin cepat sampai di depan rumah Laila dan melihatnya. Akhirnya dia memutuskan untuk menaiki Onta kepunyaan dia, berhubung ontanya ini baru selesai melahirkan, maka ontanya pun sedikit gamang maju-mundur untuk jalan boleh dikata tak mau jalan, lalu kata Majnun. Huh kamu ini malah memperlambat jalanku, kalau begitu aku jalan kaki saja, dasar onta jelek. Lalu melompatlah Majnun dari onta, tapi.. eheem.." Kyai Srondol berhenti sejenak dari ceritanya untuk berdehem.

"Tapi kenapa mbah Kyai Srondol? Cepet ceritanya, keburu dingin ini" Bagong menanya.

"sabar too, ya pakai haus segala to ya" lalu disambarnya kopi di meja kecil di pojok pos ronda itu.

"waaha itu kopiku, kurang asem, sudah bikin orang keki main sambar kopi orang". Katon tak bisa mencegah kopinya mengalir ke kerongkongan Kyai Srondol.

" Enak tenaaan..hahaha" Kyai Srondol tampak menikmati kopi Cuma-Cuma itu. "lalu begini, tapi waktu melompat turun kaki Majnun tersangkut sebelah dan jatuh lalu pincanglah dia susah untuk berjalan. Bukan Majnun namanya kalau menghentikan keinginannya. Demi cintanya dan demi mengobati rasa rindunya, maka Majnun menggelundung-lundungkan dirinya sampai depan rumah Laila dan bersembunyi di semak-semak, setelah melihat Laila barang sejenak saja, dia kembali lagi ke rumahnya dengan menggelundung-lundungkan dirinya, hahahaha bodoh sekali bukan?" Selesai pula Kyai Srondol bercerita lalu kembali dia ke kopi rampasannya.

"Haa njuk.. lalu apa hubungannya dengan Peradaban Ngarcopodo saat ini? Apa hubungannya dengan saya Mbah Kyai, Njenengan itu Kyai lho jangan bikin statement yang menyesatkan umat bin ngawur"

Baju yang separuh basah itu tak mampu menahan dingin, akhirnya Lennon mengamit sarung yang sedari-tadi diletakkan di atas TV, lalu memakainya dan menariknya dalam-dalam.

"lalu apa juga hubungannya dengan kami, Kang Bagong leong itu?" Tambah Lennon.

"ehem.." Kembali berdehem Kyai Srondol dan kembali pula nyeruput kopi di tangannya, sedang yang lain menunggu wejangan Kyai Srodol malam itu." Sama-sama gilanya, sama-sama tak pakai otak, nalarnya sudah tak ada. Jaman sekarang ini, jika kalian sudah menjatuhkan pilihan pada suatu masa, kelompok, Calon presiden atau kepala daerah maka akan membela membabi buta. Semua akan dilakukan demi cintanya terhadap calon pilihannya dan semua orang harus tunduk dan mengamini pendapat nya. Baik pendapat terhadap pilihannya atau pendapat kepada lawannya. Hahaha gendeng kan. Seperti Bagong dan Lenon tadi, menurut kalian siapa yang benar-benar benar?? Hayoo siapa?, pasti kalian menjawab kalian sendiri to yang paling benar. Sedang yang datang dari kubu lawan adalah hoax tipu-tipu, meskipun akal pikiran dan hati nurani kalian berkata sebaliknya, tapi nafsu dan emosilah yang kalian gunakan. Sama persis seperti Majnun." Berhenti sejenak Kyai Srondol menyulut rokok klobot nya.

"Nah, orang juga bertanya kepada Laila. Hei Laila, yang digilakan Majnun padamu itu apa. Kamu itu tidak cantik-cantik amat, bodi biasa saja, kepintaran juga biasa saja, Kenapa Majnun yang pangeran itu bias tergila-gila padamu. Padahal yang lainnya banyak." Kyai kocak itu kembali meneruskan wejangannya. " jawab Laila apa, Tuan tidak melihat apa yang Majnun lihat, Tuan tidak merasa apa yang Majnun rasa. Bukan lagi masalah akal dan panca indera".

Bagong terlihat manggut-manggut, entah paham entah pikirannya melamun ketempat yang lain.

"Nah memang Masyarakat saat ini sudah tidak lagi menggunakan akal, pikiran dan panca-indera, semuanya serba emosi dan kefanatikan yang membabi-buta. Berusaha saling menjatuhkan dan asal kalian kalian semua tahu, kalau pun bapak-bapak yang di sana itu terpilih, yang datang menjenguk kita ketika sakit ya teman yang beda pilihan tadi, yang ngutangi kita ketika bokek ya tetangga yang berbeda calon presiden, bukan Bapak-bapak yang hanya kamu kenal nama nya di sana itu. Paham to??"

Pertanyaan Kyai Srondol menuntaskan wejangannya kepada tiga sahabat konyol itu. Bagong pun mengeloyor keluar dari pos ronda. Berpamitan hendak berganti pakaian dahulu sebelum kembali meronda. Sedang Katon dan Lennon  berjalan bareng dengan Kyai Srondol, yang kebetulan jalan ke kediaman mereka searah dengan Kyai Srondol dan Anna.

"Kang Bagong awas lho balik lagi, akhir-akhir ini baru banyak pencurian. Jangan bablas tidur, jangan lupa bawa gorengan, itu hukuman atas kecuranganmu tadi." Ucap Katon mewanti-wanti Bagong yang berjalan ke arah sebaliknya.

Kita semua melihat dan mengamati, setiap hari terjadi perdebatan yang sama, perdebatan yang tak ada habisnya dan tema nya itu-itu saja, tidak di FB, IG, Twitter, Group WA, pun di lingkup kecil kemasyarakatan warung-warung dan poskamling. Seolah-olah semua orang paham politik mengerti akan segalanya, yang padahal kita tak tahu menahu apa yang sebenar-benarnya terjadi. Dan kita pun semua tahu itu sangat membosankan, tidak berfaedah dan menguras energi.

Moral:
Maka ketimbang kita menuntut perbaikan kepada orang lain yang belum tentu bisa dan tidak pernah pasti apakah akan terjadi. Lebih baik kita memperbaiki diri sendiri. Karena perbaikan diri-sendiri itu lebih berdampak dan berfaedah bagi diri kita dan sekeliling kita.

Catatan

*Tampanen kridaku, tak Jejek dadamu nek ora pecah dadi pitu ojo diundang aku Raden Katon Samber Jiwo

(Terimalah kanuraganku, aku tendang dada kamu kalau tidak hancur jadi tujuh, jangan panggil aku Raden Katon Samber jiwo)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun