Mohon tunggu...
Mochacinno Latte
Mochacinno Latte Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

day dreamer, art holic, coffee holic, painter, technocrat wanna be, author for his own satisfaction, idea creator

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Ontran-ontran Ngarcopodo Seri 10 | Peradaban Majnun

15 September 2018   22:06 Diperbarui: 16 September 2018   00:15 409
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ketawa puas Kyai Srondol, terpingkal-pingkal memegangi perut dan kopiahnya. "hahahaa.. hihihi... kalian seperti ayam kecemplung empan, bahahaha" berlanjutlah tawa Kyai Srondol.

Sedianya Kyai Srondol pulang dari pengajian di Masjid Desa Parang Pojok. Kyai Srondol tak sendirian namun berbarengan dengan Anna anak semata wayang Yu Ginah. Begitu sampai di pertigaan gang sebelah dengan Poskamling, terdengar pertengkaran kecil dari paman-paman yang sedang mendapat giliran siskamling itu. Lalu mendekatlah mereka untuk mencari tahu apa gerangan yang sedang terjadi. 

Ternyata seperti biasa trio sableng Lennon, Katon dan Bagong sedang adu pengaruh masalah politik dan berlanjut pada pergulatan ala koboi kampung, tentu saja hal itu menarik perhatian Kyai Srondol dan Anna. Maka disiramlah mereka berdua dengan air seember dari kamar mandi pos jaga.

"Cekikikiki.... Abang-abang ini semakin tua semakin lucu dan kalau basah begitu semakin seksi boo.. perutnya yang buncit 4 bulan semakin transparan, bikin akyuu pengen nampol pakai sandiaaaal"

Ketawa dan ejek Anna semakin membuat malu, yang sedianya mangkel dengan kelakuan Kyai Srondol berubah menjadi malu bin isin dengan solah tingkah mereka sendiri.

"Eeh ada Dek Anna.." Bagong malu dan Nyingsut sembunyi di balik pintu Poskamling dan sesekali ngintip mengeluarkan kepalanya.

"Kyai gendeng.. edyaan sampeyan, dingin ini, melerai ya melerai, tapi kalau kaya gini kita jadi repot to?" Umpat Katon pada Sang Kyai.

Sedang Lennon mbesengut membisu kedinginan. Disulut rokonya yang separo basah kena siraman air Kyai Srodol tadi.

"ngopo to ngopo, ada apa ini, kalian itu jangan ikut-ikutan. Kejadian tawur di depan warung Yu ginah beberapa saat lalu belum cukup to? Wong edan Kabeh" lalu lanjut Kyai Srondol. "Yang kalian cari apa? Kita ini sudah jadi Majnun semua. Tergila-gila pada pilihan sehingga menghilangkan akal sehat dan nafsu yang tersisa, ya ini nih namanya Peradaban Majnun" Hardik Kyai Srondol meneruskan.

"Sampeyan itu yang Majnun mbah Srondol, mangkel aku, rokok ku basah, aku pulang ndak jadi ronda malam ini .. been biarin..." Lenon ngambek, mulutnya bersungut-sungut tapi badan menggigil kedinginan.

"Ngene lho poro Den Bagus sekalian. Kalian ingat cerita Laila-Majnun ndak? Tahu kan? Tak ceritain" lalu Kyi Srondol menempatkan diri masuk dan duduk di dalam Pos Ronda diikuti Anna dan Bagong, Katon dan Lennon. "Si Majnun itu adalah seorang pangeran kaya yang tergila-gila pada gadis biasa yang bernama Laila. Suatu ketika dia ingin sekali melihat wajahnya Laila. karena rindu yang sangat mendalam. berhubung Si Majnun ini malu kalau ketahuan orang maka dia merangkak, mbrangkang mengikuti rombongan domba yang kebetulan lewat depan rumah Laila, hanya supaya bisa melihat Laila, sangat tak masuk diakal" Kyai Srondol menceritakan kisah Laila Majnun dengan fasehnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun