Mohon tunggu...
MOCHSALMAN AL FAUZI
MOCHSALMAN AL FAUZI Mohon Tunggu... Mahasiswa - Ganteng Kali

Ganteng Banget

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Runtuhnya dari Beberapa Kendala dan Krisis Ekonomi yang Dihadapi oleh Yugoslavia

17 Desember 2021   00:02 Diperbarui: 17 Desember 2021   00:09 3761
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pemerintah mengumumkan juga bahwasannya bensin hanya dijual ke para petani di musim tanam dan musim panen. Meskipun pemerintah sudah memutuskan untuk berhenti mencetak uang, tapi pihak dari sananya masih kesulitan mendanai biaya operasi infrastruktur. Banyak perusahaan yang tutup dan menyebabkan tingkat nganggur yang meningkat 30 persen. (Autoridad Nacional del Servicio Civil, 2021)

Selain Krisis Ekonomi juga, ada beberapa yang menjadi runtuhnya Yugoslavia yaitu, Krisis Yugoslavia pada tahun 1987 diperburuk oleh pemilihan Slobodan Milosevic sebagai Presiden Serbia.Dampak Runtuhnya Yugoslavia Runtuhnya Yugoslavia berdampak besar bagi kehidupan sosial, politik dan ekonomi masyarakat internasional Berikut adalah dampak runtuhnya Yugoslavia : Munculnya negara-negara baru di Eropa Timur Munculnya sebuah krisis di semenanjung Balkan Munculnya genosida Muslim Bosnia oleh Serbia Perdamaian dunia pasca perang dingin terancam.

Dalam buku History of Europe: From Ancient Europe to Modern Europe (2012) karya Wahjudi Djaja, Josep Broz Tito adalah seorang pemimpin yang berhasil membawa Yugoslavia ke masa kejayaannya pada tahun 1953-1980 Broz Tito, Yugoslavia menjadi negara yang kuat tanpa mengandalkan kekuatan. kekuatan blok Barat atau Timur. Pada tahun 1987 terjadi krisis ekonomi dan politik nasional di Yugoslavia, yang disebabkan oleh perpecahan antar etnis dan kondisi pemerintahan yang tidak menentu.

Pecahnya Yugoslavia dimulai dengan kematian Josip Bros Tito. Yugoslavia telah mengalami kemunduran dan banyak masalah di bidang ekonomi dan politik, dan perpecahan juga terjadi karena beberapa faktor, antara lain berakhirnya Gerakan Non-Blok, campur tangan dari negara lain dan munculnya gerakan separatis karena batas wilayah, yang dilanggar.

Pada tanggal 25 Juni 1991, Slovenia dan Kroasia memproklamasikan kemerdekaan mereka, tentara federal (terutama terdiri dari Serbia) turun tangan, tetapi perang di Slovenia hanya berlangsung 7 hari karena penduduknya hampir homogen dan tidak ada kepentingan Serbia yang terancam. . Dibandingkan dengan Slovenia yang berpenduduk homogen, perang di Kroasia berlangsung sengit, lama dan kejam baik untuk memori sejarah Perang Dunia II maupun untuk kepentingan komunitas Serbia di wilayah tersebut. 

Ketika negara termiskin, Republik Makedonia, memperoleh kemerdekaan pada tanggal 8 September, tentara federal tetap diam.Pada tahun 1992, penduduk Serbia Bosnia menolak hasil ini dan berusaha untuk membentuk negara terpisah dengan bantuan yang diberikan oleh Tentara  Federal Yugoslavia,  yaitu Republik Serbia Bosnia dan Herzegovina yang kemudian menjadi RepublikSrpska.(Mahdi et al., 2015)

Sekali lagi perang di Bosnia dan Herzegovina berlangsung sengit dan kejam antara tahun 1992 dan 1995. Dalam perang ini terjadi sebuah bencana yaitu berupa genosida oleh tentara Republika Srpska terhadap 8.000 pria dan 30.000 warga sipil Muslim Bosnia. . Dari enam negara bagian tersebut, hanya tersisa Serbia dan Montenegro, yang kemudian membentuk Republik Federal Yugoslavia

pada 28 April 1992. Namun itu tidak berlangsung lama. Pada tahun 2003, Republik Federal Yugoslavia direformasi, menjadi Persatuan Negara Serbia dan Montenegro. perjalanan panjang negara Yugoslavia. Dalam perjalanannya, Yugoslavia pernah menjadi kerajaan dan republik. Ibukota negara ini adalah Beograd.

Pada tahun 1994, Bosnia dan Kroasia memutuskan untuk bekerja sama, yang menempatkan kekuatan Serbia Raya dalam kesulitan. Serbia juga harus menerima embargo internasional dan menerima juga serangan dari pasukan koalisi NATO dikarenakan kebrutalan mereka terhadap warga sipil. 

Pada tanggal 1 November 1995, diadakan pembicaraan damai di Dayton, Amerika Serikat yang mengakhiri perang di Bosnia dan Herzegovina. Perundingan ini dilanjutkan dengan Konferensi Internasional di Paris pada tanggal 14 Desember 1995 yang menghasilkan kesepakatan damai yang ditandatangani oleh Presiden Bosnia dan Herzegovina Elijah Izetbegovic, Presiden Kroasia Franjo Tujman dan Presiden Serbia Montenegro Slobodan Milosevic.(Hamzah, 2015)

Konflik di bekas Yugoslavia  tidak berhenti sampai di situ: pada tahun 1999 terjadi pemberontakan oleh kelompok separatis Ushtria Clirimtare dan Kosoves (Tentara Pembebasan Kosovo) yang  anggotanya semuanya etnis Albania. di Kosovo menyebabkan gelombang pengungsi dari Albania ke negara tetangga. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun