Mereka yang telah bekerja walaupun tak sesuai dengan jurusan kuliahnya itu pun termasuk beruntung, loh. Mengutip data dari situs resmi Badan Pusat Statistik (BPS), hingga Februari 2023, ada 12 Persen atau sekitar 958,800 orang sarjana yang menjadi pengangguran. Dengan kata lain, terdapat hampir 1 juta sarjana yang menganggur dari total jumlah pengangguran sebanyak 7,99 juta. Kira-kira, mengapa bisa demikian?
Jawabannya karena mahasiswa tidak punya kompetensi yang dibutuhkan karena kuliahnya hanya sekadar kuliah. Alias, poin ini akan kembali lagi pada pembahasan motivasi kuliah.Â
Jadi, sejatinya perkuliahan telah menyajikan komponen pembelajaran mumpuni yang semestinya dapat dimanfaatkan, dikembangkan, dan dimaksimalkan oleh mahasiswa. Terlebih lagi, kini sudah ada Merdeka Belajar Kampus Merdeka yang semakin membuka jalan bagi mahasiswa untuk mencari pengalaman sebanyak-banyaknya. Artinya, bukan kuliah yang tak menjamin masa depan, namun skill yang diperoleh selama berkuliah lah yang dapat menentukannya.Â
Bukannya Tak Mau, Tapi Tak Cukup
Lagipula, fakta baru juga menentukan jika masyarakat Indonesia memiliki antusiasme yang sangat tinggi terhadap dunia perkuliahan. Sederhananya, orang Indonesia banyak banget kok yang ingin kuliah. Hanya saja, tempat kuliahnya yang masih sangat terbatas.
Menurut Deputi Menteri Bidang Koordinasi Peningkatan Kualitas Pendidikan Dan Moderasi Beragama, Kemenko PMK Prof. Dr. R. Agus Sartono, MBA., dilansir dari Detik.com menyebutkan jika setiap tahun ada sekitar 3,7 juta pelajar lulus SMA, MA dan SMK. Namun tak semua pelajar lulusan setingkat SMA tersebut bisa meneruskan ke bangku kuliah. Hanya 1,8 juta lulusan SMA bisa meneruskan kuliah ke perguruan tinggi, sedangkan 1,9 juta yang lainnya tidak memiliki kesempatan yang sama.
Jadi, pembenahan di dunia perguruan tinggi bukan hanya pada kualitas mahasiswanya saja, namun juga pada kapasitas atau daya tampung. Disamping itu, perlu juga untuk menghilangkan stigma yang berbunyi "Jika sekolah atau perguruan tinggi bertujuan untuk memintarkan, mengapa hanya menerima anak sudah pintar atau berprestasi?"
Itulah sebagian keluh kesah di dunia perkuliahan. Masalahnya dimulai dari pola pikir hingga sistem pendidikan. Evaluasi keduanya memerlukan daya dan usaha seluruh pihak dengan waktu yang panjang, segalanya demi mewujudkan salah satu tujuan berdirinya negara yakni untuk mencerdaskan kehidupan bangsa.
Sumber:
https://www.detik.com/edu/perguruan-tinggi/d-5793585/nadiem-ungkap-80-lulusan-tak-bekerja-sesuai-prodi-bagaimana-sisanya
https://www.bps.go.id/pressrelease/2023/05/05/2001/februari-2023--tingkat-pengangguran-terbuka--tpt--sebesar-5-45-persen-dan-rata-rata-upah-buruh-sebesar-2-94-juta-rupiah-per-bulan.html
https://www.detik.com/edu/sekolah/d-5623865/setiap-tahun-37-juta-pelajar-lulus-sma-hanya-18-juta-yang-bisa-kuliah
http://news.okezone.com/read/2014/02/24/373/945961/duh-87-mahasiswa-indonesia-salah-jurusan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H