Mohon tunggu...
Moch Daryanto Indriansyah
Moch Daryanto Indriansyah Mohon Tunggu... Administrasi - Digital Marketing -

Belajar, Bercerita dan menjadi bermanfaat untuk orang banyak

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur Pilihan

Intip Rumah Produksi Batik Tasikmalaya, Pesona Batik Priangan

31 Maret 2022   17:35 Diperbarui: 31 Maret 2022   18:09 1582
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mendengar Tasikmalaya tidak lepas dari kerajinan anyaman rotan maupun bambu yang sudah menjadi ciri khas kearifan lokal kota kecil ini.  Namun, belum banyak orang tahu di Tasikmalaya pun terdapat kekayaan budaya berupa batik sebagaimana batik yang kita kenal saat ini sebagai warisan budaya nonbendawi yang sudah diresmikan oleh UNESCO.

Batik Tasikmalaya biasa dikenal dengan Batik Priangan dimana merupakan salah satu wilayah di Tanah Priangan sebagai penghasil batik dengan ciri khasnya tersendiri. Produksi dan pengrajin batik di Tasikmalaya masih dalam skala menengah tidak seperti Cirebon sebagai salah satu wilayah produksi batik populer di Provinsi Jawa Barat saat ini.

Namun jika kita melihat sejarah, pembatikan di daerah Tasikmalaya diduga telah dikenal sejak zaman Tarumanegara. Kala itu terjadi peperangan antara kerajaan di Jawa Tengah sehingga menyebabkan penduduk yang sebagian pengusaha-pengusaha batik dari daerah: Tegal, Pekalongan, Banyumas dan Kudus merantau ke daerah barat dan menetap di Ciamis dan Tasikmalaya dengan membuka industri batik disana.

Produksi batik Tasikmalaya sekarang adalah campuran dari batik-batik asal Pekalongan, Tegal, Banyumas dan Kudus dengan beraneka pola dan warna. Peninggalan yang masih tersisa hingga saat ini adalah banyaknya pohon tarum yang terdapat disana yang berguna untuk pembuatan batik.

Tasikmalaya sebelumnya dijuluki sebagai pusat industri batik di selatan Jawa Barat. Namun industri  batik Tasikmalaya kala itu memasuki masa kemunduran akibat adanya batik printing dan jatuhnya Koperasi Mitra Batik yang menjadi induk industri kecil menengah batik Tasik  pada saat itu. Arya Batik Rancageneng adalah salah satu tempat usaha produksi batik di kampung Rancageneng, Tasikmalaya yang masih bertahan sampai saat ini.

Pak Ari Nugraha sebagai pemilik usaha batik memiliki ruang industri batik dengan skala kecil di samping rumahnya. Selain sebagai mata pencaharian, beliau membuka industri batik Tasikmalaya ini sebagai usaha untuk melestarikan kearifan lokal dari kampung kelahirannya yang sudah tidak banyak orang mengetahuinya. Sejak 2007 pak Ari mulai menggeluti dunia batik, dimulai dari menjadi pembatik hingga saat ini beliau memiliki ruang produksi sendiri. 

"Awalnya saya bekerja di orang lain sebagai tukang cap, serasa sudah bosan saya pindah jadi tukang celup. Dari sinilah saya mulai belajar meracik warna. Dari tahun 2008 sampai 2013 saya belajar meracik warna sampai di tahun 2014 saya memutuskan untuk mulai membuka produksi batik sendiri". Ungkapnya

Dalam menjalankan bisnisnya, pak Ari memilih produksi batik dengan teknik cap. Batik cap adalah kain yang dihias dengan motif atau corak batik dengan menggunakan media canting cap. Canting cap tersebut merupakan alat dari tembaga dimana terdapat desain suatu motif batik.

Meski masih dalam produksi skala kecil dan tempat produksi yang tidak begitu luas, pak Ari tetap gigih memilih usaha batik sebagai ruang bisnisnya. Saat ini pak Ari dengan ketiga karyawannya sudah menghasilkan berbagai goresan motif batik yang berkualitas serta mempunyai filosofi tersendiri. Menurutnya batik Tasikmalaya memiliki keunikan motif seperti merak ngibing, barong, sukapura dan rereng suliga. Batik Priangan terkenal dengan ciri khasnya yang memiliki corak rapat, rapi, dan berkelas.

Dominasi motif rumput dan tumbuh-tumbuhan menjadi identitas utama batik Priangan. Selain itu, batik dari Jawa Barat ini dikenal dengan sifatnya yang dinamis dimana tidak terpaku pada aturan-aturan tertentu sehingga bisa dipakai dan dinikmati oleh semua kalangan. Salah satu motif  yang banyak dikenal oleh masyarakat adalah merak ngibing. Corak merak ngibing memiliki arti merak yang sedang menari bersama. Pada dasarnya merak ngibing melambangkan keindahan alam Priangan.

Selain itu merak ngibing juga menggambarkan akan harmonisasi agar selalu rukun, damai dan penuh kegembiraan. Merak ngibing biasanya dipakai pada acara kebudayaan, acara formal, adat dan juga pernikahan. 

Saat ini Arya Batik Rancageneng milik pak Ari sudah mendistribusikan hasil produksi batiknya ke daerah Garut, Bandung dan Jakarta.  Semua masyarakat di daerah sebaran tersebut sudah bisa menikmati hasil karya dari pengrajin batik Tasik yang tidak kalah hebatnya dengan pengrajin batik di daerah lainnya. Adapaun masyarakat yang bisa mendapatkan kesempatan untuk mengunjungi kota Tasikmalaya, batik Tasik bisa didapatkan di berbagai pasar tradisional maupun galeri-galeri khusus sentra batik Tasik yang ada di beberapa daerah di Tasikmalaya.

Masyarakat bisa mengunjungi sentra batik yang terdapat tidak jauh dari bekas Gedung Koperasi Mitra Batik Tasikmalaya.  Pengunjung bukan saja bisa membeli produk, melainkan dapat langsung melihat proses pengerjaan batik. Mulai dari proses cap kain, melukis, celup hingga menjadi kain batik utuh. Kendati demikian, pengetahuan masyarakat luar akan eksistensi dari batik Priangan masih minim sehingga belum banyak yang tertarik untuk membeli dan mengoleksi batik asal selatan Jawa Barat ini.

Pak Ari dari salah satu pengrajin Batik di Tasikmalaya pun merasakan bahwa masyarakat luar masih banyak yang belum mengetahui keberadaan dari batik Tasik, padahal menurutnya dari segi corak dan kualitas tentu tidak kalah dengan batik-batik nusantara lainnya.

Namun meski saat ini masih dalam produksi skala kecil dan tempat produksi yang tidak begitu luas,  pak Ari berharap agar industri batiknya semakin lebih baik untuk kedepannya dan tentunya menjadi harapan kita bersama industri batik Tasik bisa terus bangkit dan kembali bersaing dengan daerah lain dan menjadi industri kreatif yang memproduksi dan melestarikan kearifan lokal batik nusantara sebagai warisan budaya Indonesia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun