Semua yang berbau kekerasan dan kekejaman diekspos terus menerus dan sudah menjadi hal wajar untuk dipertontonkan, berawal hanya sekedar berita menyampaikan peristiwa lambat laun justru malah seolah olah seperti tutorial dan di waktu yang sama peristiwa serupa malah bertambah banyak.
Masalah seperti ini tidak bisa ditangani oleh segelintir orang, peran semua lapisan masyarakat dan peran pemerintah untuk mensensor tayangan tayangan iklan yang kurang pantas. sangat dibutuhkan dalam penanganan masalah seperti ini.Â
Tidak ada istilah "itu hal biasa" untuk anak anak yang condong untuk berbuat kenakalan, mau dibiarkan atau ditegur ?. Anak yang mendominasi dengan perilaku kenakalan, bagi orang tua itu hal wajar. Bagaimana dengan anak "sebagai korban kenakalan" apakah orang tua juga menganggap ini hal wajar ?, Bagaimana jika sampai kehilangan nyawa ?, Apa itu wajar ?. Kenakalan anak - anak ada yang hilang seiring bertambahnya kedewasaan dan siapa orang yang mendominasi dipergaulannya itu adalah faktor utama pembentuk karakter seseorang.
Setiap perkembangan teknologi pasti ada sisi positif dan negatif, lebih baik tahu banyak sisi negatifnya dari pada sisi positifnya saja. Supaya apa ?, Supaya kita bisa lebih berhati - hati. Bukan untuk kita tapi untuk anak - anak kita, generasi penerus bangsa.Â
Tidak semua anak petani menjadi petani, anak petani juga bisa menjadi pejabat.Â
Tidak semua anak pejabat menjadi pejabat. Anak pejabat juga adakalanya bisa menjadi petani di desa.
Ketika ada istilah generasi penerus bangsa itu bukan generasi muda anak anak pejabat, anak anak orang kaya di kota kota besar. Tapi semua anak anak muda di Indonesia, siapa saja bisa menjadi orang penting dipemerintahan
Kelak yang akan memajukan dan memperjuangkan keutuhan bangsa Indonesia.
Jangan sampai terlena, Jangan sampai dirusak. Indonesia memiliki bibit bibit SDM unggul yang harus dicegah dari pengaruh pengaruh buruk dari tayangan, media sosial dan internet.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H