Pasar Global, Marketplace entah apa itu.
Dari perkembangan berita akhir akhir ini banyak yang membicarakan surutnya pembeli di pasar tanah abang karena pasar online yang mempromosikan barangnya dengn menggunakan tokoh figur artis idola masyarakat.
Pasar global, semua cara dilakukan agar barang yang sudah diproduksi bisa laku dijual baik dengan cara memperbanyak iklan hingga banting harga jauh lebih murah dari harga beli grosir di toko offline. Adapula harga tidak masuk akal dijual ecer satuan tapi harga sama persis dengan beli grosir satuan dengan minimal belanja 100p
Kalau seperti ini memang sangat berat untuk persaingan bisnis, banyak sekali kendala yang harus dipecahkan. Misal kita urutkan proses yang harus dipelajari pedagang offline menjadi pedagang online bagi yang gaptek :
Mengenalkan cara jualan online, cara upload produk, cara bikin deskripsi, cara melihat sudah ditransfer apa belum, cara cek riwayat ekspedisi, cara memindahkan uang dari toko online ke rekening pribadi, cara promosi di marketplace, dll.
Aplikasi apa yang akan dipakai untuk jualan online ?. Aplikasi milik negara asing atau aplikasi dalam negeri ? Asing dan dalam negeri.
Apakah setelah diupload 1 atau 2 hari kemudian bisa laku ?. Kebanyakan tidak.
Lalu apa butuh biaya promosi ?. Tentunya iya. berapa lama harus mengeluarkan uang iklan sampai ada barang laku, apakah kedepannya tidak butuh iklan lagi setelah ada barang terjual. Lalu kalau barang terjual apa sudah dapat keuntungan setelah dikurangi biaya iklan ?.
Ini masalah mudah bagi pemberi solusi secara teori. Namun ini masalah sulit bagi pelaku usaha, setiap pecahan rupiah sangatlah berarti. Jangankan pasang iklan ratusan ribu, sekedar untuk membayar parkir 1000 rupiah dengan memberi uang 2000 itupun masih sempat menunggui tukang parkir untuk meminta kembalian 1000 rupiahnya.
Ini hanya sebuah opini berandai - andai, jika saja ini bisa diterapkan.
Negara / sekelompok ahli coding di Indonesia baik dibiayai pemerintah / inisiatif dari kelompok. Bikin aplikasi serupa yang sedang viral untuk jualan online.
Aplikasi disosialisasikan, digunakan, diiklankan, disupport pemerintah dan warga negara yang aktif jualan online untuk beralih ke aplikasi buatan anak dalam negeri.
Sistem keamanan aplikasi diperkuat untuk mencegah hacker dalam penyalahgunaan akun di aplikasi tersebut.
Bagi pedagang online produk asli Umkm dalam negeri bukan import  diberikan prioritas iklan pencarian teratas bergilir dengan penjual lain tanpa berbayar. Sampai tracking penjualan produk pada akun baru tersebut mencapai batas pencapaian yang ditentukan oleh marketplace atau aplikasi baru tersebut.
Support pelatihan berdagang online sampai mahir dengan cara tanpa bayar iklan. Bagi pedagang / calon pedagang yang masih gaptek dibidang online. Siapa yang mengadakan ?, Bisa lewat BLKI, LPK swasta yang ditunjuk, Pemuda karang taruna yang sudah dilatih, dll.
Bukan saatnya kita mencari apa yang bisa disalahkan, tapi harus fokus bagaimana solusinya, bentuk team siapa saja yang mampu menanganinya dan siapa yang mampu mendampinginya, bagaimana anggarannya ?, sampai benar - benar pedagang dan aplikasi bisa berjalan dengan baik sampai menghasilkan profit tanpa harus didampingi.
Jika sudah dilaksanakan setiap tahapan harus terpenuhi dan ada, agar berjalan lancar sebagaimana yang sudah direncanakan sebelumnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H