Mohon tunggu...
M. Nur Faiq Zainul Muttaqin
M. Nur Faiq Zainul Muttaqin Mohon Tunggu... Wiraswasta - Peneliti Muda Lembaga Studi Agama dan Nasionalisme (LeSAN)

Saya yang beridentitas sebagai berikut: Nama : Muhammad Nur Faiq Zainul Muttaqin E-mail :muhammadfaiq737@gmail.com Status : Sarjana S1 Jurusan Muqorona al-Madhahib (MM), Fakultas Syariah dan Hukum, UIN Walisongo dan Mahasiswa Magister Hukum UNPAM. Pendidikan Non Formal: PonPes Mansajul Ulum Cebolek, Margoyoso, Pati dan Monash Institute Semarang. Jabatan organisasi: Kader/Aktivis Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Semarang 1. Sekertaris Bidang Perguruan Tinggi, Kemahasiswaan, dan Kepemudaan (PTKP) HMI Cab. Semarang (2018-2019) 2. Sekum Badan Pengelola Latihan (BPL) HMI Cabang Semarang (2017-2018) 3. Kabid Komunikasi dan Advokasi Masyarakat HMI Komisariat Syariah (2016-2018) Kegiatan di Masyarakat 1. Direktur Eksekutif rumah perkaderan Darul Ma’mur (DM) Center 2. Peneliti Senior di LembagaStudi Agama danNasionalisme (LeSAN) 3. Mentor program Sahabat MudaNurul Hayat (NH) 4. Guru TPQ al-Syuhada Bukit Silayur Permai (BSP)

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Komitmen TNI Menjaga Tanah Papua

5 Juli 2020   00:19 Diperbarui: 5 Juli 2020   01:05 172
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kita tahu, bahwa pemerintah sekarang sedang gencar-gencarnya untuk pembangunan. Salah satunya adalah jalan trans papua. Akan tetapi, pembangunan yang intensif tanpa keseimbangan pembangunan SDM untuk masyarakat asli Papua justru hanya akan menimbulkan permasalahan.

Pembangunan fisik penting tetapi, tetapi pembangunan sosial jauh lebih penting. Walaupun idealnya, keduanya seharusnya berjalan seiringan. Akan tetapi, agar tidak terlambat jikalau ternyata pemerintah lupa dengan pembangunan sosial. Maka, hal ini harus digaris bawahi, agar tahu ini sangat penting.

Pernyataan ini bukannya tidak menghargai kerja keras pemerintah. Akan tetapi, ada juga prioritas yang lebih utama selain membangun insfrastruktur. Karena, pembangunan fisik biasanya hanya dinikmati oleh orang-orang yang sudah siap untuk berkompetisi.

Tentunya, mereka adalah adalah para kapitalis  dan warga pendatang. Jika ini terus terjadi, hanya akan menciptakan kecemburuan. Jika hal ini terpendam lama, maka bersiaplah saja akan kembali timbul malapetaka. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun