Kekuasaan lama yang redup akan bersamaan dengan munculnya kekuatan baru di belahan dunia lain. Sistem ini berjalan otomatis seperti rotasi bumi, dan kita harus tahu di fase mana kita sedang berada. Kita harus siap, atau akan mengalami kejut budaya dalam tidak lama lagi.
Ketika Alexander membangun imperiumnya, tatanan dunia baru kala itu berbau Yunani. Dilanjut dengan periode Helenistik, ketika separuh dunia menggunakan budaya, bahasa, dan pola pikir orang Yunani. Demikian pula pada periode Romawi, Khilafah Ottoman, hingga sampai di ambang periode modern dengan kemunculan Kerajaan Spanyol di abad 16.
Spanyol telah merampas emas dan perak dunia, dan pada 1521 mereka telah menjangkau Maluku. Periode selanjutnya pada 1851 Belanda sebagai bekas jajahan Spanyol bangkit dan mengambil alih semuanya sebagai penguasa tatanan dunia baru kala itu, dengan VOC sebagai perusahaan publik dan multinasional terbesar di dunia. Â Maka bahasa dan budaya Belanda serta mata uang Gulden ikut menjadi penguasa dunia.
Pada 1800-an giliran Belanda yang merosot, karena dibantai oleh Britania. Inggris adalah kekuatan dominan selanjutnya. Di sini dapat terlihat bahwa peran bahasa Inggris sebagai Lingua Franca di bagian Asia telah didahului selama 300 tahun oleh bahasa Melayu.
Di gerbang 1900-an, Inggris makin menjadi-jadi dengan tampil sebagai pemenang Perang Dunia I. Bahasa Inggris pun mulai tampil di panggung dunia, dan tentu saja diikuti dengan Pound Sterling sebagai mata uang nomor satu berikutnya.
Inggris mulai bangkrut menjelang Perang Dunia II ketika Jerman dan Amerika Serikat segera melompat ke panggung dunia. Dan Amerika lah yang menjadi pemegang tampuk New Word Order terakhir yang dapat kita lihat hingga hari ini, dimulai dengan munculnya Dolar sebagai kekuatan uang baru, disusul militer dan perdagangan, industri hiburan, dan tentu saja bahasa Inggris Amerika.
Dalam 100 tahun sebuah siklus tatanan dunia, kini Amerika sedang menghadapi senjakala. Dan di saat bersamaan China muncul sebagai pemain baru. Secara tak terhindarkan, menjelang berakhirnya satu abad masa keemasan Amerika, dunia harus bersiap menghadapi sebuah tatanan yang serba China.
Sebuah kekuatan besar yang kita sembunyikan ada pada bahasa yang menghimpun Indonesia, Malaysia, Singapura, Brunai, Mindanao Filipina dan Thailand Selatan: Bahasa Melayu. Apa yang kemudian dapat kita lakukan dengan (hanya) ini?. ~
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H